MarketNews.id Turunnya penjualan hingga 42,9 persen dan meningkatnya beban bunga serta beban keuangan yang naik hingga 79,8 persen. Jadi salah satu penyebab turunnya kinerja perusahaan distributor alat kesehatan ini. Selain itu, pada pos beban lainnya juga alami peningkatan hingga 659 persen membuat laba bersih perseroan alami penurunan signifikas sebesar 57,2 persen Jadi Rp 48 miliar di 2022.
Penurunan kinerja penjualan IRRA utamanya disebabkan oleh berkurangnya pendapatan dari rapid test covid sebesar 71 persen, dari sebelumnya Rp 939,71 miliar di tahun 2021, menjadi hanya Rp 272,56 miliar pada tahun 2022 lalu.
Tahun Buku 2022, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) hanya mampu mencatatkan laba bersih Rp48 miliar atau ambles hingga 57,2 persen dibanding perolehan 2021 yang menembus Rp112,16 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan IRRA yang dikutip Minggu 9 April 2023, total penjualan sepanjang tahun lalu anjlok 42,9 persen menjadi Rp753,57 miliar dibanding 2021, yakni Rp1,32 triliun.
Meski demikian, pada tahun lalu perseroan bisa menekan beban pokok penjualan sebesar 45,16 persen (year-on-year) menjadi Rp594,36 miliar. Sehingga, laba bruto IRRA untuk Tahun Buku 2022 tercatat Rp159,21 miliar atau merosot 32,54 persen (y-o-y).
Sementara itu, laba operasi IRRA di 2022 hanya Rp75,06 miliar atau melorot hingga 49,75 persen (y-o-y). Penurunan tajam laba operasi ini terutama dipengaruhi lonjakan beban umum dan administrasi sepanjang 2022 yang mencapai 72,51 persen (y-o-y) menjadi Rp59,36 miliar.
Kinerja keuangan IRRA juga semakin tertekan oleh beban bunga dan beban keuangan di 2022 yang melambung 79,8 persen (y-o-y) menjadi Rp8,9 miliar. Bahkan pada pos beban lain-lain di 2022, nilainya terpantau meroket 659,38 persen menjadi Rp3,69 miliar dibanding setahun sebelumnya yang cuma Rp486,21 juta.
Sehingga, laba sebelum pajak penghasilan yang dicatatkan IRRA untuk Tahun Buku 2022 menjadi Rp62,43 miliar atau menukik 59,92 persen dibanding setahun sebelumnya, Rp144,92 miliar.
Dengan adanya beban pajak penghasilan di 2022 sebesar Rp14,43 miliar, maka laba bersih tahun berjalan yang dibukukan IRRA menjadi Rp48 miliar atau ambles 57,2 persen (y-o-y). Sehingga, laba per saham yang dicatatkan IRRA untuk Tahun Buku 2022 cuma senilai Rp30,68 per lembar atau anjlok 58,09 persen (y-o-y).
Hingga 31 Desember 2022, total liabilitas IRRA tercatat Rp249,88 miliar atau lebih rendah 9,79 persen (y-o-y). Sedangkan, jumlah ekuitas hingga akhir Desember 2022 senilai Rp484,04 miliar atau mengalami penurunan dibanding per akhir Desember 2021 sebesar Rp502,05 miliar.
Sebelumnya, IRRA mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) perseroan yang beredar di pasar. Sesuai dengan ketentuan POJK No. 2/2013, aksi korporasi ini akan dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan setelah tanggal penyampaian pengumuman ini, atau sejak 17 Maret 2023.
Anggaran yang disiapkan perseroan untuk melakukan pembelian kembali saham yakni sebanyak-banyaknya Rp 50 miliar atau 3,7 persen dari jumlah saham beredar. Pembelian kembali saham ini menggunakan dana idle perseroan. Sehingga tidak akan mempengaruhi pendapatan dan pembiayaan perseroan.