MarketNews.id Restrukturisasi usaha yang dilakukan oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sepanjang tahun lalu mulai menampakan hasil. Bila tahun buku 2021 emiten konstruksi milik BUMN ini alami kerugian sebesar Rp 1,84 triliun, dalam tahun buku 2022 sudah alami penurunan jadi Rp1, 67 triliun. Meskipun pendapatan WSKT alami peningkatan hingga 25 persen, namun beban pokok pendapatan ikut naik 34,17 persen, yang menjadi penyebab emiten ini masih alami kerugian.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), mampu menekan angka kerugian di tahun 2022 lalu dimana jumlah rugi bersih di periode berjalan sebesar Rp1,67 triliun. Capaian ini lebih rendah 9,03 persen jika dibandingkan angka kerugian di tahun 2021 (year on year/ yoy) sebesar Rp1,84 triliun.
Dari laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), sebenarnya pendapatan perusahaan di tahun lalu meningkat 25,02 persen yoy dari Rp12,24 triliun menjadi Rp15,30 triliun. Namun beban pokok pendapatan juga mengalami lebih tinggi sebesar 34,17 persen yoy dari Rp10,32 triliun menjadi Rp13,85 triliun.
Dengan demikian laba kotor perusahaan sebesar Rp1,45 triliun dari sebelumnya Rp1,89 triliun atau turun 23,65 persen yoy. Kerugian per saham dasar juga terkerek naik dari Rp41,66 menjadi Rp65,95 per lembar.
Sementara jumlah aset perusahaan juga tergerus dari Rp103,60 triliun menjadi Rp98,23 triliun atau turun 5,16 persen yoy. Level liabilitas perseroan menjadi Rp83,99 triliun dari Rp88,14 triliun di tahun 2021. Sedangkan ekuitas Rp14,24 triliun dari sebelumnya Rp15,46 triliun.
Langkah restrukturisasi usaha khususnya yang terkait dengan anak usaha perseroan, WSKT melalui anak usaha telah melakukan penjualan aset yang diperkirakan akan menghasilkan pendapatan buat perseroan. Efisiensi usaha dan peningkatan pendapatan diharapkan jadi sumber perbaikan kinerja perseroan di 2023 ini.