MarketNews.id Sepanjang tahun 2022 lalu, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) alami penurunan laba bersih dan berakibat alami kerugian sebesar Rp 109,78 miliar. Padahal di tahun 2021 emiten farmasi milik BUMN masih mampu meraih laba bersih sebesar Rp 289,88 miliar. Turunnya jumlah penjualan bersih hingga 25,29 persen jadi penyebab utama terjadinya kerugian yang dialami oleh KAEF.
Penetrasi pasar dan marketing yang masif serta pembenahan di sektor layanan kesehatan dan ritel farmasi akan jadi fokus untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sudah siap gaspoll untuk mengejar ketertinggalan tahun 2022 lalu. Lalu, strategi apa yang dilakukan oleh emiten farmasi ini.
Direktur Utama Kimia Farma (KAEF) David Utama mengatakan, melihat prospek industri farmasi dan layanan kesehatan pada tahun 2023 masih mengalami pertumbuhan. Mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang menjadi perhatian seluruh pihak.
Di awal tahun 2023, lanjut dia, KAEF telah melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja antara lain aktivitas marketing yang masif dan penetrasi pasar. “Selain itu, Kimia Farma juga telah melakukan Non Deal Roadshow (NDR) dengan para investor untuk mendapatkan bisnis baru yang akan dikembangkan di tahun ini,” ungkap David dalam keterangan pers, Kamis 6 April 2023.
Lebih jauh David menjelaskan, KAEF akan terus melakukan pembenahan di sektor layanan kesehatan dan ritel farmasi untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat, salah satunya dengan adanya aliansi strategis dengan mitra strategis yang memiliki jaringan global, yaitu Parkway Pantai Group, yang memiliki kompetensi di Klinik dan Laboratorium Klinik.
David menyebut, untuk mempermudah memperoleh akses produk dan layanan kesehatan, KAEF juga telah memiliki suatu aplikasi yaitu Kimia Farma Mobile (KF Mobile) yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang di dalamnya terdapat layanan penjualan produk secara online dan layanan kesehatan.
“KAEF optimistis pada tahun 2023 kinerja dapat tetap tumbuh dan memberikan kontribusi laba positif serta Cash Flow Operation yang tetap terjaga positif hingga akhir tahun 2023. KAEF terus berkomitmen mendukung Pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat,” tambah David.
Sepanjang tahun 2022, David mengatakan, KAEF telah menurunkan beban usaha sebesar 5,41% atau Rp189 miliar dibandingkan tahun 2021. Efisiensi beban usaha dilakukan melalui optimalisasi biaya distribusi untuk seluruh produk.
Di samping itu, KAEF mengupayakan penurunan beban keuangan sebesar 14,21% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini ditopang dengan dukungan perbankan melalui penurunan suku bunga dan kredit investasi serta refinancing .
Pada akhir Desember 2022, tercatat nilai kas dan setara kas naik menjadi Rp2,15 triliun dari tahun 2021 senilai Rp748 miliar. Hal ini didukung dengan diperolehnya dana dari aksi korporasi unlock value anak usaha yang dimiliki KAEF, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA).
“Kepercayaan investor menjadi bukti adanya prospek positif bagi KAEF dan industri kesehatan di Indonesia,” ujar David.