Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Ashmore : Ada Potensi Perbaikan Peringkat Surat Utang Indonesia

Ashmore : Ada Potensi Perbaikan Peringkat Surat Utang Indonesia

Mencermati yang terjadi di pasar global dan perekonomian negara utama Ashmore mencatat hal penting buat pasar di Indonesia.

Tingkat inflasi tahunan Indonesia turun ke level terendah dalam tujuh bulan sebesar 4,97% pada Maret 2023, dari 5,47% pada bulan sebelumnya, dan di bawah konsensus sebesar 5,2%. Tingkat inflasi tetap di atas batas atas target 2-4% Bank Indonesia selama sepuluh bulan berturut-turut.

Mencermarti perkembangan selama sepekan terakhir, berikut pendapat Ashmore dalam  Weekly Commentary , Kamis 6 April 2023.
Sepanjang Pekan IHSG ditutup lebih rendah dari pekan sebelumnya, terutama didorong oleh sektor Teknologi dan Kesehatan, yang masing-masing menyumbang sebesar -2,91% dan -2,73% pada indeks.

Menurut Ashmore, pekan ini kita melihat data makro global yang lebih lemah dari perkiraan, seperti PMI Manufaktur China dan AS yang lebih rendah, serta surplus perdagangan Kanada yang lebih rendah. “Untuk Indonesia, kami melihat angka inflasi utama dan inti yang lebih rendah dari perkiraan, bersamaan dengan PMI Manufaktur Global S&P yang lebih kuat untuk bulan Maret.

Dalam 2 pekan terakhir IHSG telah berkinerja relatif baik dengan kenaikan 0,45 persen. Aliran masuk modal asing berjumlah Rp 5,05 triliun dalam 2 pekan terakhir, yang berkontribusi besar terhadap arus masuk modal asing YTD sebesar Rp 8,76 triliun. “Hal ini menunjukkan bahwa terlepas dari gejolak global, investor asing masih memandang baik ekuitas Indonesia,” ungkap Ashmore.

Selain indikator ekonomi makro yang stabil, seperti surplus transaksi berjalan yang kuat dan Rupiah yang stabil, ada potensi peningkatan peringkat negara Indonesia karena perkiraan data tahun 2023 Indonesia seperti PDB, transaksi berjalan, inflasi, serta PDB per kapita tampaknya di atas rata-rata negara Asia dengan rating BBB+ seperti Thailand dan Filipina.

Hal ini menjadi pertanda baik tidak hanya untuk obligasi tetapi juga untuk ekuitas karena adanya perbaikan pada peringkat risiko Indonesia.

Ashmore juga mencermati, bahwa sejak tahun 2012, IHSG mengalami  underperformance  sekitar -0,83% pada kuartal kedua setiap tahunnya dengan frekuensi  return  negatif bulanan terbesar di bulan Mei.

“Hal ini biasanya berasal dari revaluasi saham karena perkiraan pendapatan setahun penuh yang terlalu tinggi. Sementara IHSG yang lebih rendah dapat diterjemahkan menjadi peluang beli yang baik,” sebut Ashmore.

Ashmore menunjukkan, jika melihat data dari tahun 2012 jika investor membeli saham di Q2,  return  rata-rata mencapai 3,96% sampai Q4, sedangkan jika ekuitas dibeli di Q3  return  rata-rata mencapai 4,54% sampai Q4.

“Mengambil kesempatan ini untuk berinvestasi dalam ekuitas, kami merekomendasikan dana ekuitas andalan kami ADEN , ADPN , dan ASDN (-0,44%, +0,78%, +1,13% YTD per 5 April) untuk dana IDR, dan ADUEN (+5,73% YTD per 5 April) untuk dana USD.

Check Also

Laba Medco Energy (MEDC) Naik 11,21 Persen Di 2024 Jadi USD367,35 Juta.

MarketNews.id-Medco Energi Internasional (MEDC), membukukan pertumbuhan pendapatan 6,6 persen secara tahunan menjadi USD2,399 miliar pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *