MarketNews.id Kerugian yang diderita oleh emiten teknologi startup raksasa GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Sebesar Rp40,4 triliun sepanjang tahun 2022 lalu alami peningkatan signifikan hingga 56 persen dibandingkan kerugian yang diderita tahun 2021 lalu sebesar Rp25, 9 Triliun.
Sementara didalam tahun yang sama, perseroan alami peningkatan kinerja yang juga signifikan dimana pendapatan bersih alami peningkatan 120 persen jadi Rp 11,3 triliun. Pendapatan secara konsolidasi juga alami peningkatan besar hingga 200 persen jadi Rp 3,4 triliun. Penurunan terbesar justru terjadi pada goodwill yang turun tinggal Rp82, 8 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 110 triliun.
Mengapa pertumbuhan pendapatan malah menghasilkan kenaikan rugi bersih? Dalam laporan keuangan GOTO disebutkan kerugian akibat penurunan nilai goodwill sebanyak Rp110 triliun. Beban ini tidak muncul dalam kinerja GOTO pada 2021 lalu dan baru muncul pada kinerja 2022.
Nilai goodwill yang dibukukan GOTO merupakan hasil dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia pada 2021. Hasil dari penggabungan tersebut menghasilkan selisih angka yang mencerminkan nilai wajar dan nilai pasar perusahaan pada saat itu.
Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menyampaikan, sepanjang 2022 pihaknya terus mencatatkan pertumbuhan konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi, seiring dengan pengelolaan beban secara menyeluruh, melalui pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh bagian organisasi.
“Tujuan kami adalah mendorong penghematan beban usaha yang telah mendukung tercapainya perbaikan indikator profitabilitas lebih cepat dari perkiraan,” ungkapnya.
“Perseroan memandang positif capaian kinerja hingga saat ini, dan dengan posisi kas yang solid, perseroan meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini,” imbuhnya.
Posisi kas perseroan tercatat sebesar Rp 29 triliun pada akhir kuartal keempat 2022. Perseroan juga memiliki fasilitas kredit dengan nilai sekitar Rp 4,65 triliun yang mana telah digunakan sebesar Rp 1,5 triliun.
Dengan demikian, posisi kas dan neraca Grup GoTo solid dan memadai untuk mencapai arus kas operasional positif tanpa membutuhkan pendanaan eksternal tambahan, pungkasnya.