MarketNews.id Meskipun alami penurunan pendapatan di sepanjang tahun 2022 lalu, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih tetap mampu meraih laba bersih bahkan meningkat hingga 15,12 persen. Peningkatan laba ini, diantaranya disebabkan oleh penurunan beban pajak penghasilan bersih hingga 43,7 persen.
Sepanjang 2022, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15,12 persen (year-on-year) menjadi Rp2,36 triliun, karena terbantu oleh penurunan beban pajak penghasilan (neto) sebesar 43,7 persen.
Berdasarkan laporan keuangan Tahun Buku 2022 yang dipublikasi di Jakarta, Senin 13 Maret 2023 SMGR mengalami penurunan pendapatan sebesar 0,87 persen menjadi Rp36,38 triliun dari Rp36,7 triliun pada Tahun Buku 2021.
Di tengah penurunan pendapatan, jumlah beban pokok pendapatan SMGR di 2022 justru meningkat 2,88 persen (y-o-y) menjadi Rp25,7 triliun. Sehingga, laba bruto perusahaan pemilik brand SIG ini melorot 8,95 persen (y-o-y) menjadi Rp10,68 triliun.
Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan yang dicatatkan SMGR per 31 Desember 2022 sebesar Rp3,3 triliun atau menurun 6,78 persen (y-o-y), terutama dipengaruhi oleh penurunan penghasilan keuangan di 2022 sebesar 42,26 persen (y-o-y) menjadi Rp98,58 miliar.
Dengan adanya penurunan beban pajak penghasilan (neto) untuk Tahun Buku 2022 yang sebesar 43,7 persen (y-o-y) menjadi Rp799,75 miliar, maka laba tahun berjalan SMGR di 2022 menjadi Rp2,5 triliun atau melonjak 17,92 persen (y-o-y).
Adapun besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk periode yang berakhir 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp2,36 triliun atau melompat 15,12 persen dibanding periode yang sama di 2021 senilai Rp2,05 triliun.
Per 31 Desember 2022, SMGR mampu menekan jumlah liabilitas sebesar 10,35 persen (y-o-y) menjadi Rp33,27 triliun. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Desember 2022 tercatat Rp47,24 triliun atau melonjak 10,19 persen (y-o-y).
Hingga pengunjung 2022, SMGR mencatatkan dana syirkah temporer sebesar Rp2,45 triliun atau lebih tinggi dibanding per akhir Desember 2021 yang senilai Rp1,78 triliun. Dengan demikian, total aset perseroan per 31 Desember 2022 menjadi Rp82,96 triliun atau naik tipis dibanding per 31 Desember 2021 yang sebesar Rp81,77 triliun.
Corporate Secretary SMGR Vita Mahreyni mengatakan, perseroan menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam menjalankan bisnis untuk dapat terus mempertahankan kinerja positif di tengah kondisi pasar yang semakin menantang dan peningkatan biaya energi.
Sejumlah inisiatif strategis diterapkan untuk mengamankan sektor penjualan dan pendapatan, mendorong efisiensi melalui operational excellence, melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, hingga pengelolaan utang yang baik”, kata Vita Mahreyni dalam keterangan resmi, Senin 13 Maret 2023.
Lebih lanjut Direktur Keuangan & Manajemen Resiko , Andriano Hosny Panangian mengatakan, capaian operational excellence pada lini produksi tercapai melalui pemenuhan sumber energi dari batubara dengan harga domestic market obligation (DMO), serta optimalisasi pengelolaan biaya operasional pada beban umum dan pemasaran, sehingga beban pokok terkendali di level 2,9 persen dan beban usaha turun hingga 5,9 persen.
Beban utang sepanjang tahun lalu juga berhasil ditekan hingga 21 persen melalui penurunan tingkat utang, reprofiling sebagian utang menjadi Sustainability Linked Financing yang memiliki tingkat margin bunga lebih rendah, dan juga telah dilakukannya langkah antisipasi atas kenaikan tingkat suku bunga dengan interest rate fixing sebagian utang.