MarketNews.id Meningkatnya harga jual dan naiknya jumlah produksi membuat PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2022 lalu. Emiten batubara ini masih fokus ekspor ke Asia Tenggara dimana nilai ekspornya masih mendominasi pemasukan emiten ini.
Sepanjang 2022, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan laba bersih USD2,18 miliar atau melambung 80,17 persen dibanding pencapaian 2021 yang senilai USD1,21 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, Jumat 10 Maret 2023, kenaikan laba bersih tersebut terkatrol lonjakan pendapatan BYAN di 2022 yang mencapai 64,91 persen (year-on-year) menjadi USD4,7 miliar.
Sejalan dengan terjadinya peningkatan pendapatan, BYAN mencatatkan beban pokok pendapatan untuk Tahun Buku 2022 senilai USD1,54 miliar atau menanjak 38,74 persen (y-o-y). Sehingga, laba bruto 2022 menjadi USD3,16 miliar atau melesat 80,57 persen (y-o-y).
Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan BYAN per 31 Desember 2022 tercatat USD2,95 miliar atau melompat hingga 80,98 persen dibandingkan capaian per 31 Desember 2021, yakni USD1,63 miliar.
Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) 2022 sebesar USD643,7 juta, maka laba tahun berjalan BYAN menjadi USD2,3 miliar atau meroket 81,1 persen (y-o-y).
Sedangkan, besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di 2022 sebesar USD2,18 miliar atau melambung 80,17 persen (y-o-y).
Per 31 Desember 2022, total liabilitas BYAN tercatat membengkak hingga 241,65 persen (y-o-y) menjadi USD1,95 miliar. Hal ini terutama disebabkan peningkatan utang dividen, kenaikan utang pajak karena profitabilitas, akrual, lonjakan utang derivatif dan utang usaha karena melesatnya aktivitas operasional BYAN.
Adapun jumlah ekuitas hingga akhir Desember 2023 tercatat USD1,99 miliar atau lebih tinggi dibanding per akhir Desember 2021 yang senilai USD1,86 miliar. Dengan demikian, total aset BYAN per 31 Desember 2022 menjadi USD3,94 miliar atau melonjak 62,14 persen (y-o-y).
Lonjakan aset tersebut terutama disebabkan peningkatan penerimaan kas dan setara kas yang diperoleh dari aktivitas operasional BYAN, peningkatan pajak dibayar di muka, kenaikan piutang usaha dan penambahan aset tetap.
Kontribusi ekspor batu bara di Asia Tenggara mendominasi pemasukan BYAN total mencapai USD2,26 miliar, yang terdiri dari negara Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Sedangkan penjualan batu bara di Asia Timur berkontribusi sebesar USD1,08 miliar, dari China, Jepang, Korea, dan Taiwan. Adapun Asia Selatan menyumbang pemasukan sebanyak USD873,13 juta, yaitu India, Pakistan, dan Bangladesh.