Home / Otoritas / Bank Indonesia / Ashmore: Rekomendasi kan Akumulasi Ulang Ekuitas Guna Antisipasi Keuntungan Dari Risiko Naik Sektor FMCG

Ashmore: Rekomendasi kan Akumulasi Ulang Ekuitas Guna Antisipasi Keuntungan Dari Risiko Naik Sektor FMCG

Ashmore Asset Management Indonesia Mencatat beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi pergerakan dana di pasar modal dalam dan luar negeri. Mencermati perkembangan selama sepekan terakhir, berikut pendapat Ashmore dalam  Weekly Commentary.

IHSG di pekan kedua Maret ditutup lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya, terutama disebabkan oleh kejatuhan sektor Bahan Dasar dan Energi yang masing-masing menyumbang -3,44% dan -2,74% terhadap indeks.

Pekan ini Bank Indonesia (BI) menerapkan kebijakan Deposito Devisa Hasil Ekspor (DHE) dengan bunga berkisar antara 4,54% hingga 5,2% tergantung besaran nominal dan tenor deposito.

Menurut Ashmore, langkah ini memberikan alternatif yang menarik bagi eksportir yang memenuhi syarat karena suku bunga didasarkan pada suku bunga deposito di luar negeri, sehingga berdampak positif terhadap cadangan devisa negara.

“Namun, ada kemungkinan bahwa BI akan menanggung biaya yang dapat mengindikasikan bahwa instrumen ini tidak dapat dipertahankan untuk jangka panjang. Namun untuk saat ini, hasilnya adalah stabilitas IDR di tengah ketidakpastian The Fed,”.

Ashmore berpendapat, pemilu mendatang pada Februari 2024 merupakan penanda perubahan signifikan dalam kebijakan dan ekonomi. Berdasarkan data historis pemilu lalu, tingkat pertumbuhan konsumsi swasta cenderung meningkat dari sekitar dua kuartal menjelang pemilu.

Secara historis dalam tiga pemilihan terakhir, pertumbuhan penjualan FMCG YoY berjalan baik di tahun sebelum pemilihan (9,5% pada 2018, 13,4% pada 2013, dan 16% pada 2008).
Proses pelaksanaan pemilu yang masif dan padat ini diperkirakan akan mendorong peredaran sekitar 90% uang pada paruh kedua tahun ini. Berdasarkan perkiraan, jumlah uang yang disuntikkan ke perekonomian bisa berkisar Rp 130-270 triliun.

“Selain itu, mayoritas demografi pemilih akan terdiri dari Milenial dan Gen-Z yang cenderung memiliki kecenderungan untuk berbelanja lebih besar dibandingkan dengan Boomer dan Gen-X,” ungkap Ashmore.

Akhir-akhir ini kita melihat tren peningkatan pendapatan di Indonesia didukung oleh faktor-faktor termasuk kenaikan upah minimum rata-rata 7,2%, bersama dengan ekspektasi surplus neraca berjalan yang lebih kuat, repatriasi yang kuat, dan ruang fiskal yang lebih longgar.

Secara keseluruhan, Asmore merekomendasikan untuk mulai mengakumulasi ulang ekuitas untuk mengantisipasi keuntungan dari risiko naik dari sektor FMCG . “Kami merekomendasikan ASDN dan ADPN dana ekuitas andalan kami.”

Check Also

Otoritas Bursa AS Masih Selidiki Keterlibatan Telkom Infa Di Proyek Bakti Kominfo

MarketNews.id- Telekomunikasi Indonesia (TLKM), mengungkapkan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (“SEC”) tengah mengukur dampak …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *