MarketNews.id Ashmore menilai, sepanjang pekan ini kepercayaan di sektor perbankan global menghadpai tantangan berat. “Mulai dari ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank (SB) di AS, hingga pengumuman dari Credit Suisse (CS) terkait “kelemahan material” dalam proses pelaporan keuangan tahun 2021 dan 2022.
Ini buka pengulangan krisis 2008. Menurut Ashmore dibandingkan dengan tahun 2008, bank sentral bereaksi sangat cepat dalam memerangi potensi risiko sistemik sekaligus mendukung kepercayaan terhadap sistem perbankan. The Fed menerapkan Bank Term Funding Program ( BTFP ) yang dapat membantu deposan SVB dan SB yang tidak diasuransikan.
Sementara itu, Bank Nasional Swiss menyiapkan pinjaman hingga USD54 miliar untuk membantu CS dengan likuiditasnya. Baru-baru ini SVB UK juga dibeli oleh HSBC UK, melindungi dana simpanan sekitar GBP6,7 miliar.
“Semua tindakan ini membantu memberikan kelegaan dan stabilitas pada situasi yang bergejolak. Ternyata harga saham CS naik keesokan harinya setelah pengumuman pinjaman karena kepercayaan investor kembali pulih.
Ashmore berpendapat, insiden SVB sebenarnya mendorong The Fed untuk menyediakan sejumlah likuiditas. Kebijakan Pengetatan Kuantitatif The Fed kemungkinan besar mendekati akhir, tetapi kenaikan suku bunga adalah cerita lain. Lintasan keputusan The Fed masih dipertahankan tetapi puncak suku bunga mungkin tidak setinggi ekspektasi di awal Maret.
“The Fed perlu membantu sistem perbankan AS sementara pada saat yang sama memerangi inflasi yang tinggi. Untuk Indonesia, kami melihat bahwa efeknya ke perbankan terbatas karena perbankan kita memiliki deposito yang terdiversifikasi,” ungkap Ashmore.
Karena sentimen global mungkin tetap hati-hati untuk sementara waktu.
Ashmore sangat menghargai kualitas dan likuiditas investasi. Ashmore merekomendasikan untuk tetap berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap sebagai instrumen lindung nilai terutama pada saat volatilitas pasar.
“Mereka tidak hanya menawarkan imbal hasil yang menarik, tetapi juga merupakan kelas aset yang tepat untuk melakukan diversifikasi dan mengungguli sebagian besar skenario pasar yang mungkin terjadi di masa mendatang.”
Ashmore merekomendasikan ADUFI & ADUN untuk obligasi USD dan ADON & ADOUN untuk obligasi IDR.