Home / Otoritas / Bank Indonesia / Ashmore : Kebijakan Suku Bunga AS Condong Ke Soft Landing. Rata-rata Return IHSG Sebelum Pemilu +14, 17 Persen

Ashmore : Kebijakan Suku Bunga AS Condong Ke Soft Landing. Rata-rata Return IHSG Sebelum Pemilu +14, 17 Persen

MarketNews.id
PT Ashmore Asset Management Indonesia mencatat beberapa peristiwa yang mempengaruhi pergerakan dana di pasar modal dalam dan luar negeri, antara lain;

o Defisit perdagangan AS menyempit menjadi USD61,5 miliar pada November 2022, terendah sejak September 2020, di bawah perkiraan defisit USD73 miliar.
o Kanada membukukan defisit perdagangan sebesar CA 40 juta pada November 2022, defisit pertama dalam 11 bulan, jauh dari ekspektasi surplus sebesar CAD 610 juta.
o Indeks PMI Jasa Zona Euro Global S&P direvisi lebih tinggi menjadi 49,8 pada Desember 2022, naik dari estimasi awal 49,1.
o Inflasi harga konsumen tahunan di Jerman turun menjadi 8,6% pada Desember 2022, dari 10% pada November, dan di bawah konsensus pasar 9,1%.
o Indeks PMI Manufaktur Umum Caixin China turun menjadi 49,0 pada Desember 2022, terendah sejak September, tapi lebih tinggi dari konsensus pasar 48,8.
o Tingkat inflasi tahunan Indonesia naik tipis menjadi 5,51% pada Desember 2022 dari level terendah tiga bulan di November sebesar 5,4%, mengalahkan konsensus pasar sebesar 5,39%.

Mencermati perkembangan selama pekan pertama tahun 2023,
Ini pendapat Ashmore, dalam  Weekly Commentary , Jumat 6 Januari 2023.

Tahun ini diawali dengan dampak dari pembukaan kembali China, dan investor global bergerak menuju China karena valuasi yang lebih rendah dan keuntungan yang solid.

Dalam kasus Indonesia indeks IHSG turun 2,42% pada pekan pertama 2023, salah satu faktornya adalah karena berita tentang niat China untuk mengimpor batubara dari Australia yang mendorong turunnya harga batubara. Sektor Energi memberikan kontribusi terbesar dalam penurunan indeks karena turun -7% pada periode yang sama.

Ada beberapa faktor utama yang kami perkirakan akan memengaruhi pasar Indonesia tahun ini, antara lain, puncak dan pengetatan USD, pembukaan kembali China, risiko geopolitik, dan tahun pemilu Indonesia yang akan datang.

Pasar mengekspektasikan kenaikan suku bunga The Fed melambat tahun ini, karena pertemuan FOMC menunjukkan proyeksi suku bunga akan berakhir di sekitar 5,1% sebelum dipotong menjadi 4,1% tahun depan.

Niat The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih rendah sambil mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, menurut Ashmore menyiratkan bahwa pemerintah AS lebih condong ke arah  soft landing .

Saat Dolar mencapai puncaknya, tekanan pada utang EM dan mata uang pada tahun 2023 akan terus berkurang.

AS menyumbang 10,4% dari ekspor Indonesia pada 10M22 dan 1,0% aliran FDI pada 9M22.

Sebagai perbandingan, China masing-masing menyumbang 22,3% dari ekspor 10M22 Indonesia dan 15,5% aliran FDI 9M22, terlepas dari kebijakan China nol-Covid pada tahun 2022.

Oleh karena itu kami berharap pembukaan kembali China akan membawa manfaat bagi Indonesia, dan kami berharap China akan membuka kembali perekonomian sepenuhnya pada Q2 2023 secara bertahap.

Risiko geopolitik telah meningkat dengan persaingan Barat-China dan konflik Rusia-Ukraina. Menurut Ashmore, ketergantungan pada rantai pasok telah menjadi perhatian keamanan nasional yang berlawanan dengan dekade globalisasi, memberikan peluang bagi Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya.

Ashmore memaparkan, perkiraan pemerintah mengungkapkan bahwa industrialisasi nikel menjadi bahan besi & baja dan baterai EV dapat meningkatkan nilai ekspor menjadi USD35-50 miliar pada tahun 2024. Perkiraan tersebut melanjutkan lompatan sebelumnya dari USD1 miliar pada tahun 2014 menjadi sekitar USD26-29 miliar pada tahun 2022.

Sementara itu, Indonesia akan melakukan tiga pemilihan berbeda secara bersamaan pada tahun 2024 (Presiden, Parlemen, dan daerah), yang menyiratkan bahwa suntikan uang akan sangat tinggi.

Ahli strategi memperkirakan pemilu akan mendorong suntikan uang besar-besaran dengan total Rp119 triliun-270 triliun (0,6-1,3% dari PDB), terutama akan mulai didistribusikan pada 2H23.

“Dalam empat tahun siklus pemilu terakhir, indeks IHSG secara historis memiliki  return  rata-rata +14,17% pada 1 tahun sebelum pemilu dan +10,1% selama tahun pemilu,” ungkap Ashmore.

Kami tetap optimis terhadap ekuitas sambil terus memantau obligasi karena kami memperkirakan puncak suku bunga pada pertengahan 2023.

Check Also

Hero Masih Alami Rugi Bersih Rp5,855 Miliar Di 2024

MarketNews.id-DFI Retail Nusantara (HERO) membukukan pertumbuhan pendapatan 3,5 persen secara tahunan menjadi Rp4,543 triliun pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *