MarketNews.id Bisnis konsesi dan industri modular yang merupakan bagian dari strategi bisnis perseroan mampu membawa PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) meraih kinerja positif hingga kuartal III tahun ini. Emiten BUMN karya ini menargetkan hingga akhir 2022 akan meraih laba bersih sekitar Rp 320 miliar. Berbekal kinerja di atas, perseroan berharap tahun 2023 pendapatan perseroan bisa tumbuh 10 persen hingga 20 persen.
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) memproyeksikan total pendapatan di 2022 sebesar Rp4,97 triliun dan pada tahun depan ditargetkan bertumbuh sekitar 10-20 persen, sedang nilai kontrak baru untuk tahun ini bisa mencapai Rp7,1 triliun.
Proyeksi itu disampaikan oleh Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita saat pelaksanaan Public Expose secara online, Kamis 8 Desember 2022. Dia mengungkapkan, pendapatan di 2023 ditargetkan bertumbuh sekitar 10-20 persen dibanding proyeksi pendapatan full year 2022 sebesar Rp4,97 triliun.
Per Kuartal III-2022, pendapatan WEGE sebesar Rp1,67 triliun.
Sementara itu, lanjut dia, jumlah laba bersih di sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai Rp320 miliar, sedangkan realisasi laba bersih (periode berjalan di 2022) tercatat sebesar Rp92,76 miliar. “Untuk bottom line di 2023, kami juga memperkirakan bisa bertumbuh sekitar 10-20 persen (year-on-year),” ujar Hadian.
Lebih lanjut dia memaparkan, per akhir November 2022, total kontrak baru WEGE mencapai Rp4,24 triliun atau bertumbuh 107 persen (y-o-y). Sedangkan, target kontrak baru hingga akhir tahun ini sebesar Rp7,1 triliun.
“Kalau target kontrak baru di 2023, saat ini masih dalam perhitungan kami atau masih dalam tahap finalisasi perhitungan,” imbuhnya.
Hadian menyatakan, pencapaian pendapatan WEGE per Kuartal III-2022 tersebut didorong oleh pendapatan dari konstruksi sebesar Rp1,49 triliun, investasi & konsesi sebesar Rp39,47 miliar dan industri modular sebesar Rp148,44 miliar atau meningkat
sebesar 81 persen (y-o-y).
“Hal ini menunjukkan bahwa bisnis konsesi dan industri modular yang merupakan bagian dari strategi bisnis perseroan, berhasil dalam menopang pendapatan WEGE,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi I WEGE, Bagus Tri Setyana menyampaikan, saat ini kerjasama operasi (KSO) sedang mempercepat pembangunan hunian pekerja konstruksi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang membangun 22 tower rumah susun.
Lebih jauh Dia mengungkapkan, per akhir November 2022, progres pembangunan hunian pekerja konstruksi ini sudah mencapai 60,03 persen dari perencanaan 55,31 persen. Proyek hunian ini bernilai Rp567 miliar, dengan waktu pelaksanaan mulai 29 Agustus 2022 sampai 20 Januari 2023.
Pada proyek ini, ujar Bagus, WEGE mengerjakan design and build, landscape dan hardscape. Dari 22 tower, WEGE mengerjakan 12 tower dengan menggunakan teknologi modular sebanyak 1.739 unit yang di dalamnya sudah termasuk MEP dan kelengkapan fasilitas ruangan.
“Teknologi Modular WGF dari WEGE memang teruji, khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan yang sangat cepat dan di area-area tertentu. Dan, Modular WGF WEGE ini memiliki konstruksi baja, tetapi bisa knock down. Produk WEGE ini biasa dipakai untuk site office di proyek yang kami tangani. Jadi, setelah pekerjaan proyek selesai, site office yang kami pakai bisa dilipat kembali,” tutur Bagus.
Terkait dengan penurunan pendapatan per Kuartal III-2022, namun kata Hardian, WEGE mampu menjaga gross profit margin di level 8,59 persen, operating profit margin di level 5,34 persen dan net profit margin sebesar 5,54 persen yang ditopang dari akun Pendapatan Lainnya.
Menurut Hadian, WEGE tetap memberikan performa yang baik, tercermin dari sisi rasio leverege, dengan DER sebesar 1,2 kali, gearing ratio sebesar 0,3 kali dan dan current ratio sebesar 2,03 kali. “Kondisi ini menunjukkan bahwa WEGE memiliki tingkat likuiditas dan fundamental yang sehat,” ujarnya.