MarketNews.id Pasar modal Indonesia masih jadi pilihan dunia usaha untuk mendapatkan modal tanpa harus mengembalikan kepada investor apalagi harus membayar bunga. Jadi tidak heran antrian perusahaan ingin IPO semakin panjang. Hingga kemarin, menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada sekitar 90 perusahaan sedang antri masuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari sekian banyak calon emiten, ada anak usaha dari PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang siap untuk IPO. Jumlah dana yang diharapkan didapat dari IPO sekitar Rp 3 Triliun. Menariknya, IPO ini telah memiliki calon pembeli siaga, yang sudah siap untuk membeli saham ini bila tidak diminati investor di pasar perdana.
Anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), yaitu PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, melalui IPO itu pihaknya menargetkan penghimpunan dana hingga US$ 200 juta atau Rp 3,12 triliun (kurs Rp 15.625).
“(Target dana yang dihimpun) kalau IPO di US$ 100-200 juta,” kata Silmy dalam acara Public Expose Online, Jumat 30 Desember 2022.
Silmy Karim menyebut bahwa pihaknya telah mendapatkan komitmen dari standby buyer untuk IPO KSI. Kehadiran standby buyer itu menambah kepercayaan diri Krakatau Steel membawa anak usaha melantai di bursa.
“Krakatau Steel sudah mendapatkan komitmen standby buyer untuk IPO KSI sehingga rencana IPO tidak terpengaruh oleh kondisi capital market baik nasional maupun internasional,” tuturnya.
Sayangnya Silmy Karim belum mau menyebut pihak mana yang akan menjadi standby buyer IPO KSI. Hasil dana dari IPO akan digunakan untuk memperkuat subholding Krakatau Steel tersebut.
“Jadi memang KSI IPO-nya untuk memperkuat kinerja. Itu akan membantu juga dalam sustainability-nya ke depan. Hal ini akan menjadi rencana strategis Krakatau Steel di 2023,” ujarnya.
PT Krakatau Sarana Infrastruktur ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama yang terdiri dari kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
Adapun anak perusahaan yang bergabung adalah PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).
Pada tahun 2020, terdapat puluhan perusahaan multinasional dan perusahaan domestik ternama telah berinvestasi dengan potensi pertumbuhan yang lebih besar di tahun mendatang. Beberapa industri itu diantaranya seperti Semen Indonesia, Holcim, Pupuk Indonesia, Posco, Nippon Steel, PT Timah, Asahimas, Lotte Chemical, Chandra Asri, Indofood, Charoen Pokphand, JAPFA, Astra Internasional, Indonesia Power, dan masih banyak lainnya.