MarketNews.id Stabilnya harga feronikel dan terus meningkatnya jumlah produksi membuat kinerja PT Antam Tbk (ANTM) selama sembilan bulan tahun ini hampir mendekati jumlah produksi tahun 2021 lalu. Dalam tiga bulan ke depan, emiten tambang ini berharap mampu meningkatkan jumlah produksi aneka tambang dan mampu mendulang laba bersih lebih besar dibanding tahun 2021 lalu.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 18.088 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada sembilan bulan pertama tahun ini. Realisasi ini setara 95% dari capaian produksi unaudited periode yang sama di tahun lalu sebesar 19.096 TNi.
Menurut Direktur Operasi dan Produksi ANTM, I Dewa Wirantaya pada kuartal ketiga 2022 tingkat produksi unaudited feronikel perseroan sebesar 6.106 TNi. Jumlah ini setara 96% dari produksi kuartal kedua 2022 sebesar 6.301 TNi.
Untuk penjualan feronikel sepanjang sembilan bulan yaitu sebesar 17.269 TNi, capaian tersebut mencapai 91% penjualan unaudited dari periode sebelumnya sebesar 18.880 TNi.
Sementara pada periode kuartal III 2022, volume penjualan mencapai 7.646 TNi atau tumbuh signifikan sebesar 93% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3.962 TNi.
“Kami meyakini bahwa, performa segmen Nikel Antam akan konsisten bertumbuh seiring dengan penguatan kondisi ekonomi global dan outlook positif penyerapan komoditas nikel,” ujar Dewa dalam keterangannya, Rabu 9 November 2022.
Selain capaian solid dari Feronikel, ANTM juga mencatat kinerja positif dari produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel serta diserap oleh pelanggan domestik. Sepanjang sembilan bulan ini produksi bijih nikel sebesar 6,22 juta wet metric ton (wmt), atau mencapai sebesar 75% dibandingkan tahun lalu sebesar 8,30 juta wmt.
“Capaian produksi ini dipengaruhi tingkat realisasi penjualan (unaudited) bijih nikel ke pasar domestik yang mencapai mencapai 4,75 juta wmt, setara 83% dibandingkan penjualan tahun lalu sebesar 5,76 juta wmt,” sambungnya.
Khusus di kuartal III 2022, produksi bijih nikel mencapai 1,82 juta wmt. Realisasi ini meningkat 23% dibandingkan produksi 2Q22 sebesar 1 juta wmt. Capaian volume penjualan bijih nikel pada periode itu mencapai 1,71 juta wmt. Ini tumbuh 142% dari penjualan sebesar 708 ribu wmt sejalan dengan pemulihan tingkat serapan bijih nikel domestik pelanggan pihak ketiga serta stabilisasi harga nikel global.
“Sejalan dengan rencana pengembangan segmen nikel perusahaan, kami akan memperkuat skala bisnis melalui upaya hilirisasi mineral nikel diantaranya untuk mendukung pengembangan ekosistem industri baterai listrik nasional,” tukasnya.