MarketNews.id Masih tingginya harga batubara dan terus meningkatnya produksi, membuat kinerja PT RMK Energy Tbk (RMKE) tumbuh signifikan. Pendapatan emiten batubara ini tumbuh 121,7 persen dan volume sebesar 38,4 persen di kuartal III 2022.
Sepanjang Januari – September 2022, PT RMK Energy Tbk (RMKE) menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang kuat sebesar 135,6% YoY, didukung oleh pertumbuhan volume yang kuat dari perdagangan dan jasa batubara, sehingga laba bersih kumulatif menjadi Rp275,3 miliar.
“Angka ini sejalan dengan estimasi laba bersih FY22F kami di IDR375.7 miliar, dengan run rate 73,7%,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, dalam keterangan tertulis, Senin 28 November 2022.
Secara kumulatif, pendapatan Januari – September 2022 tumbuh 121,7% YoY menjadi Rp1.90 triliun, berasal dari pertumbuhan volume yang solid sebesar 38.4% YoY dari perdagangan batubara, yang membawa total volume perdagangan batubara pada Januari – September 2022 menjadi 1,62 mn ton dengan pendapatan sebesar Rp1,52 triliun (+160 % YoY).
Sementara itu, pendapatan dari jasa batubara tumbuh sebesar 40,9% YoY menjadi Rp389,9 miliar, didukung oleh pertumbuhan volume sebesar 21,1% YoY. Total volume dari jasa batubara saat ini mencapai 5,46 juta ton.
Secara kuartalan, volume perdagangan batubara kuartal III-2022 sedikit lebih rendah pada 620 ribu ton vs 681 ribu ton di kuartal II-2022 (-8.9% QoQ) karena kondisi cuaca yang tidak menguntungkan. Namun, volume kuartal III 2022 dari layanan batubara tumbuh sebesar 36,8 QoQ. “Hal ini mendukung pandangan kami bahwa segmen ini tidak terlalu bergejolak,” ujar Rizkia.
Rizkia terus mengapresiasi strategi RMKE untuk mengembangkan infrastruktur logistiknya ke depan. Pada tahun 2023, perusahaan menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jalan angkut untuk memberikan layanan ke stasiun pemuatan Gunung Megang dan konveyor bawah tanah. Capex pada tahun 2023 ditargetkan sebesar IDR350bn (vs IDR174bn pada tahun 2022).
“Kami mempertahankan rekomendasi beli kami dengan TP IDR1,300. TP kami menggunakan metode valuasi DCF, yang menyiratkan P/E FY23F sebesar 14.7x,” tutup Rizkia.