MarketNews.id Hingga akhir tahun 2022 ini, setidaknya sudah ada 11calon emiten baru yang siap masuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Bidang usaha calon emiten ini juga beragam, mulai dari produsen pakaian syar’i atau hijab hingga perusahaan hasil perkebunan hingga kedai kopi kekinian yang dikabarkan berniat untuk Initial public offering (IPO).
Beragamnya calon emiten dan relatif hampir samanya harga saham yang akan ditawarkan kepada publik, juga akan jadi bahan pertimbangan investor atau pemodal dalam memilih emiten baru sebagai tempat investasi. Emiten manakah yang lebih prospektif dan menjanjikan keuntungan dalam jangka pendek maupun menengah.
Pembina Pesantren Daarut Tauhid Aa Gym tercatat sebagai salah satu Komisaris Independen dalam PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) yang akan melakukan initial public offering (IPO) dengan kisaran harga Rp100 sampai Rp130 per saham.
Perusahaan yang berlokasi di Bandung itu rencananya akan melepas 1,7 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp50. Adapun jumlah saham yang dilepas setara dengan 20,01 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh ZATA usai IPO.
ZATA membidik dana segar sebanyak Rp221 miliar dari aksi IPO ini. Perseroan bakal menggunakan dana segar itu untuk lima hal saja, sebagai berikut: Sekitar 5 persen akan digunakan ZATA untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan Perseroan terkait dengan fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap Reguler (“KMK-PTR”) Revolving dengan PT Bank Raya Indonesia.
Sekitar 7 persen akan digunakan ZATA untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan Perseroan terkait dengan fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap Angsuran (KMK-PTA) Non-Revolving dengan Bank Raya Indonesia.
Sekitar 17 persen akan dilakukan penyetoran modal kepada PT Bersama Dauky Mulya (“PT BDM”), yang selanjutnya akan digunakan sebesar 6 persen untuk penyewaan toko baru untuk menunjang kegiatan penjualan PT BDM.
Sekitar 4 persen untuk renovasi sebanyak 7 toko baru yang di sewa. Sekitar 7 persen untuk modal kerja, termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional PT BDM.
Selanjutnya sekitar 71 persen akan dilakukan penyetoran modal kepada PT Bersama Zatta Mulya (“PT BZM”), yang selanjutnya akan digunakan untuk penyewaan toko baru untuk menunjang kegiatan penjualan PT BZM sekitar 23 persen. Selanjutnya sekitar 14 persen untuk renovasi sebanyak 26 toko baru yang di sewa. Sementara sisanya untuk modal kerja, termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional PT BZM.
Dengan bervariasinya bidang usaha emiten, para investor perlu memilah dan memilih calon emiten yang terbaik. Sebab, tidak semua calon emiten yang akan melantai di bursa memiliki fundamental dan prospek yang menarik di masa depan. Investor dapat mencermati mulai dari sektor mana yang dinilai menarik.
Kemudian investor dapat mencermati fundamental perusahaan dan prospek bisnisnya. Hal ini termasuk dengan harga yang ditawarkan pada saat IPO.
Terakhir, investor dapat mencermati jaringan dan skala bisnis milik perusahaan yang hendak IPO. Dua hal tersebut nantinya akan menentukan prospek perkembangan bisnis di masa depan emiten tersebut.