MarketNews.id Prediksi yang disampaikan oleh lembaga rating dunia Fitch Ratings terhadap langkah BI bisa jadi penambah optimistis buat dunia bisnis untuk terus maju lebih cepat lagi. Banyak pihak menilai Indonesia akan lebih siap hadapi ancaman krisis global dibanding negara lain. Sementara disisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani merevi angka pertumbuhan ekonomi buat 2023 dengan adanya ancaman lebih dalam terhadap ekonomi global.
Fitch Ratings memproyeksikan sepanjang sisa tahun ini Bank Indonesia (BI) masih akan menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI 7 DRRR ) sebesar 25 basis poin dari posisi saat ini di level 3,75 persen, selanjutnya BI 7day Reverse Repo Rate akan kembali dinaikkan sebesar 100 bps pada tahun depan. Sebagai akibatnya, perbankan akan mengalami tekanan margin bunga bersih (NIM).
“Fitch memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps sebelum akhir 2022 dan 100 bps lagi pada 2023, menyusul kenaikan 25 bps pada Agustus 2022,” demikian disampaikan dalam laporan Fitch Ratings (Hong Kong) yang dikutip Kamis 1 September 2022.
Dengan demikian, Fitch beranggapan bahwa pada tahun depan sejumlah bank di Indonesia akan dihadapkan pada tekanan margin bunga bersih (NIM), karena adanya kebijakan menaikkan suku bunga acuan tersebut.
Tetapi, efek negatif dari kebijakan moneter tersebut hanya dalam skala yang sangat kecil dan tidak membahayakan pemulihan kinerja operasional bank di Indonesia, mengingat kenaikan suku bunga yang relatif kecil sudah diantisipasi.
“Tekanan inflasi dan depresiasi di Indonesia lebih lemah daripada di banyak negara berkembang lainnya, namun BI tetap merespons dengan menaikkan suku bunga secara lebih cepat”.