MarketNews. PT Blue Bird Tbk (BIRD) kembali menunjukkan akuntabilitasnya dalam melakukan turn around dari kerugian pada periode yang sama tahun lalu di tengah pendemi Covid-19 menjadi laba. Laba bersih yang diraih perusahaan transportasi terpadu ini, masih didominasi pendapatan armada taksi, mampu tumbuh 45 persen sepanjang semester pertama tahun ini.
PT Blue Bird Tbk (BIRD), berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp148 miliar pada semester I 2022. Capaian ini naik tajam hingga 593% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 (year on year/ yoy).
Direktur Utama BIRD, Sigit Djokosoetono mengatakan di periode ini, margin laba kotor perseroan juga naik hingga 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Melalui kinerja positif ini, Bluebird kembali menunjukkan akuntabilitasnya dalam melakukan turn around dari kerugian pada periode yang sama tahun lalu di tengah pandemi Covid 19 menjadi untung.
“Pada paruh pertama 2022, kami membukukan pendapatan tertinggi selama periode pandemi atau naik 48% sebesar Rp1,55 triliun, yang hampir setara dengan pendapatan perseroan selama periode pra-pandemi,” ucap Sigit dalam keterangannya, Kamis 4 Agustus 2022.
Pada periode tersebut, layanan taksi reguler Bluebird mendominasi perolehan pendapatan Perseroan yang tumbuh hingga 45% yoy. Untuk itu perseroan terus berupaya meremajakan armada operasinya demi mempertahankan kinerja perseroan yang positif.
Sambil menunggu kedatangan armada baru, lanjut Sigit, perseroan terus menyeimbangkan antara ketersediaan dan permintaan mobil bekas. Seiring dengan penurunan jumlah unit mobil bekas terjual, terjadi peningkatan capital gain per mobil, sehingga perseroan dapat membukukan kenaikan penjualan sebesar Rp25,8 miliar pada semester pertama 2022.
Sementara itu untuk laba operasional perseroan pada periode tersebut juga meningkat tajam hingga 386 persen yoy. Pencapaian tersebut diraih seiring dengan upaya perseroan mempertahankan posisi kas yang sehat dan neraca yang kuat.
Hal yang sama juga terlihat pada EBITDA perseroan (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi,dan amortisasi) yang mengalami kenaikan 102 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya menjadi Rp383 miliar di tahun ini.
“Dengan tren kinerja positif yang secara berkelanjutan ditunjukan perusahaan, kami bersyukur dapat menjadi perusahaan yang semakin adaptif dan tangguh di tengah tantangan pandemi dengan mencatatkan pertumbuhan positif selama 3 kuartal terakhir berturut-turut,” sambungnya.