MarketNews.is Sepekan perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh indikator perdagangan alami penurunan signifikan. Kebijakan Bank Sentral Amerika untuk terus meningkatkan tingkat bunga dan belum terkendalinya inflasi berdampak pula pada pasar modal Indonesia.
Kinerja emiten Indonesia relatif lebih kuat tercermin sebagian besar emiten mencatat kinerja positif di tahun lalu dan berlanjut pada semester pertama tahun ini. Fakta ini jadi salah satu mengapa pasar modal relatif lebih tahan terhadap gejolak inflasi dan tingkat bunga.
Selama sepekan terakhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 27 Juni-1 Juli 2022, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) melorot 29,77 persen menjadi Rp12,17 triliun dari sepekan sebelumnya, yakni Rp17,33 triliun per hari.
Berdasarkan data perdagangan BEI yang dikutip di Jakarta, Minggu 3 Juli 2022 kinerja negatif bursa saham selama sepekan juga terjadi pada data rata-rata frekuensi transaksi harian yang menyusut 10,25 persen menjadi 1.128.267 kali dari 1.257.107 kali per hari pada pekan sebelumnya.
Rata-rata volume transaksi harian pun tercatat anjlok hingga 23,19 persen menjadi 19,01 miliar saham dibandingkan sepekan sebelumnya yang masih mencapai 24,75 miliar saham per hari.
Sementara itu pada penutupan perdagangan Jumat 1 Juli 2022, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berakhir di level 6.794 atau setara dengan pelemahan 3,53 persen dibandingkan posisi akhir pekan sebelumnya, yakni 7.042.
Seiring dengan penurunan IHSG , nilai kapitalisasi pasar pada penutupan perdagangan akhir pekan juga tercatat merosot hingga 3,11 persen menjadi Rp8.886,5 triliun dari Rp9.171,84 triliun pada penutupan transaksi akhir pekan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat, investor asing mencatatkan nilai jual bersih mencapai Rp63,05 miliar. Sedangkan untuk sepanjang tahun ini yang berakhir hingga 1 Juli 2022, investor asing masih mencatatkan nilai beli bersih Rp61,08 triliun.
Selama sepekan perdagangan, BEI menerima satu pencatatan obligasi, yakni Obligasi Berkelanjutan I Tahap I-2022 yang diterbitkan oleh PT PP Presisi Tbk (PPRE) sebesar Rp202,98 miliar.
Dengan demikian, hingga akhir pekan ini jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI pada 2022 sebanyak 54 emisi dari 42 emiten senilai Rp69,4 triliun. Maka, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 490 emisi, dengan nilai nominal outstanding Rp441,02 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 emiten.
Adapun jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 152 seri, dengan nilai nominal Rp4.821,75 triliun dan sebesar USD205,99 juta. Sedangkan, Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sepuluh emisi senilai Rp4,09 triliun.