MarketNews.id Perdagangan saham sepanjang pekan ini alami penurunan transaksi harian hingga 4,15 persen dan penurunan Indeks saham hingga 1,31 persen. Melemahnya perdagangan saham tidak diikuti dengan mengendurnya niat emiten baru untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) setidaknya ada empat emiten baru yang mencatatkan saham di BEI pekan ini.
Selama sepekan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 11-15 Juli 2022, rata-rata nilai transaksi harian menyusut 4,15 persen menjadi Rp10,39 triliun dibanding sepekan sebelumnya, yakni Rp10,84 triliun per hari.
Berdasarkan data perdagangan saham di BEI yang dikutip di Jakarta, Minggu 17 Juli 2022, kinerja negatif juga terdapat pada data rata-rata frekuensi transaksi harian yang mengalami penurunan sebesar 3,31 persen menjadi 1.004.832 kali dibanding sepekan sebelumnya, sebanyak 1.039.217 kali per hari.
Namun, rata-rata volume transaksi harian pada perdagangan pekan ini tercatat meningkat sebesar 0,06 persen menjadi 17,62 miliar saham dari 17,61 miliar saham per hari pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada perdagangan akhir pekan ini ditutup terkoreksi 1,31 persen ke level 6.651 dibanding minggu sebelumnya pada posisi 6.740.
Seiring dengan pelemahan IHSG tersebut, maka nilai kapitalisasi pasar di BEI juga tercatat melorot 0,88 persen menjadi Rp8.772,67 triliun dari Rp8.850,23 triliun.
Pada perdagangan Jumat 15 Juli 2022, investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp56,7 miliar. Sedangkan untuk sepanjang 2022 yang berakhir hingga 15 Juli 2022, nilai beli bersih investor asing mencapai Rp56,904 triliun.
Selama sepekan perdagangan, BEI menerima enam pencatatan obligasi dan satu sukuk, yakni Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I-2022 yang diterbitkan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) sebesar Rp1 triliun dan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I-2022 yang diterbitkan PT Indomobil Finance Indonesia senilai Rp600 miliar.
Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I-2022 yang diterbitkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) senilai Rp448,45 miliar, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I-2022 yang diterbitkan PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) sebesar Rp500 miliar.
BEI juga menerima pencatatan Obligasi II-2022 yang diterbitkan oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) senilai Rp1,68 triliun. Berikutnya, Obligasi II-2022 dan Sukuk Mudharabah I-2022 yang diterbitkan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, masing-masing sebesar Rp2 triliun dan Rp1 triliun.
Dengan demikian, jumlah emisi obligasi dan sukuk di BEI pada tahun ini yang berakhir hingga 15 Juli 2022 tercatat 67 emisi dari 52 emiten senilai Rp80,18 triliun. Sedangkan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 496 emisi, dengan nilai nominal outstanding Rp441,73 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 121 emiten.
Adapun Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 156 seri, dengan nilai nominal Rp4.880,15 triliun dan USD211,84 juta. Sedangkan, Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak sepuluh emisi senilai Rp4,03 triliun.