Marketnews.id PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) berencana lakukan buyback saham di pasar sekunder pada rentang waktu antara 2 Juni hingga 2 September 2022 atau dalam tiga bulan ke depan.
Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk ini, sejak di catatkan sahamnya di BEI dengan harga Perdana Rp800 per Saham, saat ini harga saham MTEL masih dibawah harga perdana. Manajemen MTEL menilai harga yang terbentuk saat ini masih dibawah kinerja perusahaan. Itulah sebabnya, emiten tower ini akan membeli kembali saham yang telah beredar di masyarakat.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk/Mitratel (MTEL) memastikan dana untuk aksi pembelian kembali saham atau buyback sebesar Rp1 triliun bukan berasal dari dana yang diperoleh saat penawaran saham perdana (IPO).
“Dana buyback tidak dari IPO, itu dari dana perusahaan,” kata CEO Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam diskusi di Sleman, Yogyakarta, Jumat 10 Juni 2022.
Menurut dia, aksi perusahaan dalam melakukan buyback ini untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham serta memberikan sinyal positif seiring dengan prospek kinerja yang makin membaik.
Hingga triwulan I-2022, Mitratel tercatat mempunyai 28.577 tower di seluruh Indonesia dengan penyewa sebanyak 43.101 serta kabel serta optik sepanjang 2.117 kilometer.
“Saat ini, sebanyak lebih dari 25 persen tower di Indonesia milik Mitratel. Kami siap menjadi market leader di Indonesia dan Asia Tenggara,” katanya.
Theodorus memastikan Mitratel akan terus mengembangkan bisnis utilitas tower tersebut seiring dengan pemanfaatan 4G yang makin meluas serta penggunaan teknologi digital di lingkungan.
Ia pun menyakini aksi buyback mulai 2 Juni hingga 2 September 2022 tidak akan mengganggu kondisi keuangan perusahaan, seiring dengan potensi besar Mitratel dalam sektor telekomunikasi.
Seperti diketahui, Mitratel tercatat meraih laba bersih sebesar Rp459 miliar pada kuartal I-2022, tumbuh 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp343 miliar.
Pertumbuhan laba perusahaan ditopang oleh meningkatnya pendapatan konsolidasi Mitratel sebanyak 21,5 persen (yoy) menjadi Rp1,87 triliun per Maret 2022 dan pendapatan tumbuh 21,5 persen dari Rp1,54 triliun pada posisi Maret 2021.
Lebih rinci, pendapatan konsolidasi Mitratel pada periode tersebut berasal dari segmen kepemilikan tower sebesar Rp1,46 triliun, naik Rp282 miliar atau sekitar 24,4 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp1,18 triliun.
Sekedar info, anak usaha Telkom ini melakukan penawaran saham perdana pada November 2021 di BEI, dengan harga saham ditawarkan sebesar Rp800 per unit, serta pelepasan sebanyak 23,49 miliar lembar saham baru.
Meski demikian harga saham MTEL tersebut belum terlalu bergerak jauh dari harga IPO, bahkan pada 10 Juni 2022 harga saham perseroan sempat turun di posisi Rp 705 per saham.