MarketNews.id Sebelum memimpin BEI, Iman menjabat sebagai Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero). Di dunia pasar modal, Iman tercatat pernah bekerja di PT Danareksa Sekuritas sebagai manajer selama lima tahun sejak 1998 sampai 2003.
Kemudian, dia menjadi Direktur Investment Banking PT Mandiri Sekuritas periode 2003–2016.
Setelah itu, Iman mengemban sejumlah posisi strategi di perusahaan pelat merah lainnya. Diantaranya, Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) periode 2019–2020.
Lalu, Iman menduduki posisi Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) masa jabatan 2018–2019 dan Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) periode 2016–2018.
Pria kelahiran Jakarta ini mengenyam pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran dan lulus tahun 1995.
Dua tahun kemudian, Iman meraih gelar Master of Business Administration in Finance dari Leeds University Business School, Inggris pada 1997.
Seperti diketahui, hari ini 29 Juni 2022, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetujui pengangkatan direksi untuk masa jabatan 2022-2026, dengan jabatan Direktur Utama ditempati oleh mantan Direktur Mandiri Sekuritas maupun Direktur PT Pertamina (Persero), Iman Rachman.
Berdasarkan hasil RUPST BEI yang digelar di Jakarta, Rabu 29 Juni 2022 para pemegang saham Bursa telah menggunakan haknya untuk mengajukan calon anggota Direksi perseroan masa bakti 2022-2026 yang mengacu pada POJK Nomor 58/2016.
OJK telah menetapkan Anggota Direksi BEI terpilih, sesuai dengan surat OJK kepada BEI Nomor: S-101/D.04/2022 perihal Penetapan Calon Anggota Direksi Terpilih PT Bursa Efek Indonesia Masa Jabatan 2022 sampai 2026.
Adapun saat ini susunan Direksi BEI adalah sebagai berikut:
Direktur Utama: Iman Rachman
Direktur: IGede Nyoman Yetna
Direktur: Irvan Susandy
Direktur: Kristian Sihar Manullang
Direktur: Sunandar
Direktur: Jeffrey Hendrik
Direktur: Risa Effennita Rustam
BEI memandang bahwa pada tahun lalu, industri pasar modal domestik memasuki masa pemulihan dan melanjutkan pertumbuhan kinerja, tercermin dari posisi Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) di pengujung 2021 ditutup menguat 10,1 persen (year-on-year) ke level 6.581.
Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham di akhir 2021 tercatat sebesar Rp8.255,62 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen (y-o-y). Dari segi likuiditas perdagangan Efek saham, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) meningkat 45,2 persen (y-o-y) menjadi Rp13,4triliun.
Sedangkan, rata-rata frekuensi transaksi harian saham di 2021 tercatat meningkat 91,1 persen (y-o-y) menjadi 1,29 juta transaksi. “Frekuensi perdagangan harian saham mampu menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu sebanyak 2.141.575 kali transaksi pada 9 Agustus 2021”.
Dari sisi jumlah Perusahaan Tercatat, BEI menyebutkan bahwa aktivitas pencatatan Efek baru untuk instrumen saham masih bertumbuh positif. Sepanjang 2021, BEI mencatatkan 54 emiten saham yang baru, dengan nilai fund raised mencapai Rp62,61 triliun atau merupakan nilai penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah BEI.
“Hal ini mengantarkan jumlah Perusahaan Tercatat di BEI mencapai 766 perusahaan pada akhir 2021. Dari segi pengembangan investor, pada 2021, jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta investor atau bertumbuh 93 persen (y-o-y).
Sementara itu, pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 3,45 juta investor atau mengalami kenaikan sebesar 103,6 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya.