PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sepanjang tahun lalu mampu meraih laba bersih sebesar Rp 5,66 triliun, meningkat 174,7 persen dibanding tahun 2020. Peningkatan laba ini bukan dari pendapatan tapi dari pencatatan laba penyesuaian perubahan ekuitas asosiasi di tahun buku 2021 yang mencapai Rp 5,8 triliun.
Pada Tahun Buku 2021, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp5,66 triliun atau naik sebesar 174,76 persen dibanding setahun sebelumnya yang senilai Rp2,06 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan EMTK yang dikutip Rabu 27 April 2022 kenaikan laba bersih tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan perseroan di 2021 yang menjadi sebesar Rp12,84 triliun dari Rp11,94 triliun pada 2020.
Adapun jumlah beban pokok pendapatan EMTK di 2021 tercatat sebesar Rp9,13 triliun atau sedikit lebih besar dibanding setahun sebelumnya yang senilai Rp9,04 triliun. Sehingga, laba bruto perseroan untuk Tahun Buku 2021 menjadi Rp3,71 triliun.
Selain itu, lonjakan laba bersih hingga menjadi Rp5,66 triliun terutama dipengaruhi oleh pencatatan laba penyesuaian perubahan ekuitas entitas asosiasi di Tahun Buku 2021 yang mencapai Rp5,8 triliun.
Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan yang dicatatkan EMNT untuk periode yang berakhir 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp6,44 triliun atau jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp3,7 triliun.
Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) di 2021 yang sebesar Rp417 miliar, maka laba tahun berjalan EMTK menjadi Rp6,02 triliun. Laba tahun berjalan EMTK di 2020 hanya senilai Rp1,72 triliun, karena ada pengurangan dari rugi operasi yang dihentikan sebesar Rp1,64 triliun.
Sedangkan, besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di 2021 adalah sebesar Rp5,66 triliun. Sebagaimana diketahui, laba bersih EMTK untuk Tahun Buku 2020 senilai Rp2,06 triliun.
Per 31 Desember 2021, total liabilitas EMTK tercatat sebesar Rp4,5 triliun atau mengalami penurunan dibanding per 31 Desember 2020 yang mencapai Rp5,49 triliun. Sedangkan, total ekuitas per akhir Desember 2021 tercatat melambung menjadi Rp33,67 triliu dari Rp12,4 triliun.