Marketnews.id Konflik Rusia-Ukraina dipastikan berdampak pada perekonomian global termasuk perekonomian Indonesia. Bank Indonesia melihat ada tiga implikasi dari ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina. Implikasi pertama meningkatnya harga komoditas khususnya Migas. Kedua, aspek trade channel dan ketiga dampak pada aspek finansial.
Bank Indonesia (BI) membenarkan bahwa invasi Rusia terhadap Ukraina membawa dampak bagi Indonesia. Setidaknya ada tiga implikasi yang diidentifikasi oleh BI dari ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa ketiga dampak yang terjadi dari konflik tersebut yaitu kenaikan beberapa harga komoditas di pasar global termasuk komoditas dari Indonesia. Kedua dari aspek trade channel dimana invasi tersebut mengakibatkan volume dan perdagangan nasional terpengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kemudian ketiga adalah dampak bagi aspek keuangan (financial channel).
“Dari ketiga aspek itu kesimpulannya adalah harga komoditas sudah kita lihat mengalami kenaikan apakah berkaitan dengan harga minyak dan gas maupun komoditas pangan lainnya. Jadi kami perkirakan bahwa harga minyak Indonesian Crude Petroleum akan mengalami kenaikan lebih tinggi secara rata-rata bisa mencapai USD85-USD86 per barel,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis 17 Maret 2022.
Perry menegaskan bahwa dampak invasi tersebut akan berpengaruh lebih buruk lagi namun tergantung dari seberapa lama eskalasi tersebut berlangsung. Dari hasil asesmen Bank Indonesia, apabila ketegangan geopolitik ini terjadi dalam waktu yang lama akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi global.
“Semula pada RDG (rapat dewan gubernur) pada Februari lalu pertumbuhan ekonomi global kami perkirakan sebesar 4,4 persen, tentu saja asesmen terkini bisa turun menjadi 4,2 persen bahkan kalau berlanjut bisa mencapai 3,8 persen, ini tergantung seberapa lama eskalasi ini terjadi,” pungkas dia.