Marketnews.id Penurunan pendapatan dan peningkatan beban pendapatan jadi penyebab rendahnya laba yang diperoleh PT Elnusa Tbk, emiten anak usaha dari Pertamina.
Bila dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal ketiga tahun lalu, laba emiten ini terkoreksi hingga 70 persen. Meskipun pendapatan mengalami penurunan, tapi beban pendapatan justru meningkat yang jadi penyebab rendahnya laba bersih yang diperoleh pada kuartal ketiga tahun ini.
Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, PT Elnusa Tbk (ELSA) hanya mampu membukukan laba bersih senilai Rp37,56 miliar dari Rp187,02 miliar pada periode yang sama di 2020. Perolehan laba yang terkoreksi ini terutama dipengaruhi oleh penurunan pendapatan dan peningkatan beban pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan per Kuartal III-2021 yang dipublikasi di Jakarta, Selasa, 9 Nopember 2021, selama sembilan bulan pertama tahun ini jumlah pendapatan ELSA tercatat senilai Rp5,72 triliun atau lebih rendah dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp5,76 triliun.
Di tengah penurunan pendapatan tersebut, jumlah beban pokok pendapatan ELSA selama sembilan bulan pertama 2021 justru meningkat menjadi Rp5,3 triliun dari Rp5,15 triliun per Kuartal III-2020. Sehingga, laba bruto perseroan per Kuartal III-2021 menurun menjadi Rp419,93 miliar dari Rp614,48 miliar pada periode yang sama di 2020.
Adapun jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang dicatatkan ELSA per 30 September 2021 adalah senilai Rp105,07 miliar atau jauh lebih rendah dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp254,24 miliar.
Dengan beban pajak penghasilan (neto) per Kuartal III-2021 yang senilai Rp67,52 miliar, maka laba periode berjalan yang dicatatkan ELSA menjadi Rp37,6 miliar.
Sementara itu, besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tercatat Rp37,6 miliar. Sebagaimana diketahui, laba bersih ELSA per Kuartal III-2020 sebesar Rp187,02 miliar.
Hingga 30 September 2021, ELSA mampu menekan jumlah liabilitas menjadi Rp3,35 triliun dari posisi per 31 Desember 2020 yang sebesar Rp3,82 triliun. Sedangkan, total ekuitas per akhir Kuartal III-2021 tercatat menurun menjadi Rp3,71 triliun dari Rp3,74 triliun per akhir Desember 2020.