Marketnews.id Selama 18 bulan berturut-turut neraca perdagangan Indonesia alami surplus. Sepanjang tahun ini, Januari hingga Oktober 2021, terjadi surplus USD 30,81 miliar. Bahan bakar mineral, besi baja, minyak hewan nabati, lemak sebagai penyumbang surplus terbesar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan bulan Oktober 2021 tercatat surplus sebesar USD5,73 miliar. Sementara neraca perdagangan secara kumulatif sejak Januari – Oktober 2021 terjadi surplus sebesar USD30,81 miliar.
Kepala BPS, Margo Yuwono menjelaskan, surplus perdagangan ini terbentuk karena tingginya nilai ekspor dibandingkan impor pada periode tersebut. Tercatat nilai ekspor pada bulan Oktober 2021 sebesar USD22,03 miliar.
Jika dibandingkan bulan September 2021 (month to month / mtom) naik 6,89 persen dimana pada periode itu nilai ekspornya sebesar USD20,61 miliar.
Sementara itu ekspor pada Oktober 2021 jika dibandingkan periode Oktober 2020 (year on year / yoy) mengalami kenaikan signifikan sebesar 53,35 persen. Tercatat pada periode itu nilai ekspornya sebesar USD14,36 miliar.
“Kalau kita lihat secara tren neraca perdagangan kita telah membukukan tren surplus selama 18 bulan secara beruntun, dan komoditas penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati serta besi dan baja,” kata Margo Yuwono dalam live streaming conference, Senin, 15 Nopember 2021.
Untuk kinerja impor pada periode tersebut tercatat sebesar USD16,29 miliar. Angka ini juga naik sebesar 0,36 persen (mtom) sebesar USD16,23 miliar. Sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan 51,06 persen dimana saat itu nilai impornya mencapai USD10,79 miliar.
Lebih lanjut catatan kinerja ekspor sejak Januari – Oktober 2021 mencapai USD186,32 miliar atau terjadi kenaikan sebesar 41,80 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar USD131,39 miliar.
Sementara untuk nilai impor kumulatif pada periode tersebut sebesar USD155,51 miliar atau mengalami peningkatan 35,86 persen dibandingkan periode di tahun 2020 yang mencapai USD114,47 miliar.
“Dilihat share secara kumulatif impor non migas kita dominan adalah impor mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya dimana, sejak Januari – Oktober 2021 ini sebesar USD20,18 miliar atau setara 14,79 persen,” pungkas dia.