Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / BFI Finance Tbk Targetkan Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19 Selesai Di 2022

BFI Finance Tbk Targetkan Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19 Selesai Di 2022

Marketnews.id Terus membaiknya perekonomian nasional, sejalan dengan menurun pendemi Covid-19 membuat dunia usaha optimistik tahun 2022 menjadi tahun kebangkitan usaha setelah setahun lebih terpapar lantaran pendemi.

PT BFI Finance Tbk (BFIN) memasang target tahun 2022 mendatang seluruh restrukturisasi kredit nasabah dapat selesai dan perseroan dapat lebih fokus kembangkan usaha.

Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), menargetkan seluruh restrukturisasi pembiayaan atau piutang yang terjadi selama kondisi pandemi COVID-19 selesai pada 2022.


Sampai dengan kuartal III-2021, sebesar 86,8 persen dari pembiayaan yang direstrukturisasi oleh emiten berkode saham BFIN itu telah kembali normal.

Sementara 12,9 persen adalah re-restrukturisasi dengan ketentuan yang telah ditinjau kembali dan sisanya adalah restrukturisasi dengan opsi masa tenggang atau grace period.


“Nilai piutang yang direstrukturisasi saat ini adalah 14,8 persen dari total piutang yang dikelola perusahaan, atau turun dari porsi sebelumnya di 35,5 persen di September 2020,” kata Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono saat jumpa pers di Jakarta, Rabu, 17 Nopember 2021.


Sudjono juga menyampaikan, perseroan siap memanfaatkan peluang bisnis di tengah perbaikan ekonomi makro, termasuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh sebagian kompetitor pada 2022.

Hal tersebut menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memenangkan persaingan di tahun depan.
Lebih jauh, lanjut Sudjono, perusahaan pun akan melakukan transformasi digital untuk seluruh transaksi dengan penerapan teknologi berbasis data.


“Perusahaan juga terus mengeksplor peluang bisnis baru di tengah kondisi new normal,” ujar Sudjono.


Hingga kuartal III-2021, BFI Finance kembali berhasil mencatatkan peningkatan nilai pembiayaan baru sebesar Rp9,4 triliun atau naik 72,7 persen (yoy) dan 4,2 persen jika dibandingkan secara kuartalan (qoq).


Pencapaian tersebut diiringi dengan rasio non-performing financing (NPF) senilai 1,97 persen atau membaik 70 basis poin dari periode yang sama pada 2020 dan naik 18 basis poin dari posisi per Juni 2021. Sementara itu, pencadangan tetap dilakukan secara konservatif sehingga mendorong angka NPF neto ke level 0,3 persen.


BFI sendiri berhasil meraup laba bersih Rp796 miliar pada kuartal III-2021 atau meningkat 53 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.


Adapun komposisi pembiayaan dari nilai piutang pembiayaan yang dikelola senilai Rp13,7 triliun, porsi terbesarnya adalah pembiayaan mobil bekas 71,7 persen, disusul dengan alat berat dan mesin 13,7 persen.


Sedangkan komposisi pembiayaan motor bekas sebesar 9,3 persen. Porsi pembiayaan 5,3 persen diisi oleh pembiayaan property-backed financing (PBF), mobil baru, dan syariah.

Check Also

Mendag Dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman Yang Disegel

MarketNews.id-Untuk memastikan kepatuhan layanan prima SPBU kepada konsumen, Menteri Perdagangan Budi Santoso bersama Direktur Utama …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *