Home / Korporasi / BUMN / SKK Migas : Kebutuhan Migas Indonesia Akan Terpenuhi Hingga 2050. Masih Ada 60 Cekungan Yang Belum Dieksplorasi

SKK Migas : Kebutuhan Migas Indonesia Akan Terpenuhi Hingga 2050. Masih Ada 60 Cekungan Yang Belum Dieksplorasi

Marketnews.id Krisis Energi yang melanda Eropa dan Tiongkok sempat membuat banyak pihak tersentak dan berdampak pada meroketnya harga komoditas batubara, minyak dan gas. Akankah Indonesia akan alami krisis energi seperti yang dialami oleh Eropa dan Tiongkok.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimis bahwa kebutuhan minyak dan gas (migas) dalam negeri bisa dipenuhi.

Diproyeksikan pada tahun 2050 mendatang konsumsi minyak dalam negeri akan naik 139 persen dibandingkan konsumsi di tahun 2020. Sementara itu konsumsi gas diperkirakan akan melonjak lebih tinggi sebesar 298 persen.


Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa-Bali-Nusa Tenggara (Jabanusa), Nurwahidi, mengatakan bahwa dasar keyakinan kebutuhan migas dalam negeri dapat dipenuhi karena cadangan migas yang masih tersimpan di dalam perut bumi masih begitu besar.

Dari 128 cekungan yang ada sekitar 60 cekungan belum dilakukan pengeboran. Dari cekungan itu setidaknya ada cadangan (proven) sekitar 3,8 miliar barel minyak dan gas sebesar 77 triliun kaki kubik (TCF).


“Kita harus yakin bahwa kebutuhan minyak dan gas dalam negeri bisa kita penuhi untuk beberapa tahun ke depan setidaknya hingga 15 tahun ke depan,” kata Nurwahidi dalam diskusi bersama media secara virtual dengan tema Hulu Migas Datang, Industri Berkembang, hari Selasa, 12 Oktober 2021.


Meski jumlah cadangan migas masih sangat besar, namun pemerintah tidak melupakan proses pembangunan penyediaan energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT). Pasalnya potensi pemanfaatan EBT sebagai sumber energi juga sangat besar. Ini juga sekaligus sebagai upaya untuk mendukung program keberlanjutan dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan.


Menurutnya, dalam proyeksi bauran energi nasional porsi EBT dalam bauran energi nasional terus meningkat hingga tahun 2050 mendatang. Tahun 2020 lalu porsi EBT dalam pemenuhan energi nasional berkontribusi sebesar 13,4 persen. Kemudian di tahun 2030 diharapkan meningkat menjadi 25,6 persen dan di tahun 2050 ditargetkan EBT bisa menyumbang sekitar 31,2 persen.


“Kita juga mendorong agar transisi energi ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan roadmap yang telah ditetapkan,” pungkas dia.

Check Also

Hero Masih Alami Rugi Bersih Rp5,855 Miliar Di 2024

MarketNews.id-DFI Retail Nusantara (HERO) membukukan pertumbuhan pendapatan 3,5 persen secara tahunan menjadi Rp4,543 triliun pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *