Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Pefindo : PT Indosat Tbk (ISAT ) Di Posisi CreditWatch Dengan Implikasi Negatif

Pefindo : PT Indosat Tbk (ISAT ) Di Posisi CreditWatch Dengan Implikasi Negatif

Marketnews.id Rencana penggabungan usaha dengan Tri yang diharapkan selesai pada Desember mendatang, jadi salah satu alasan mengapa PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan prospek CreditWatch dengan implikasi Negatif terhadap peringkat PT Indosat Tbk (ISAT). Dampak dari marger dengan Tri, saat ini kepemilikan Ooredoo di ISAT tinggal 33 persen hingga bentuk pengendalian jadi berimbang dengan pemegang saham lain CK Hutchison Indonesia yang kuasai saham ISAT sebesar 33 persen.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menyematkan prospek peringkat PT Indosat Tbk (ISAT) di posisi CreditWatch dengan Implikasi Negatif (CW Negative). Pefindo menganggap ISAT tidak lagi diklasifikasikan sebagai entitas anak material dari Ooredoo QPSC pasca merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).


“Pefindo telah menyematkan prospek CreditWatch dengan Implikasi Negatif terhadap peringkat ISAT, sehubungan dengan rencana penggabungan usaha dengan Tri yang diharapkan selesai pada Desember 2021,” kata analis Pefindo, Martin Pandiangan dalam siaran pers, Kamis, 30 September 2021.


Lebih jauh Martin menyampaikan, akibat dari merger dengan Tri, saat ini kepemilikan Ooredoo di ISAT hanya sebesar 33 persen dari sebelumnya mencapai 65 persen, sehingga, bentuk pengendalian menjadi berimbang dengan CK Hutchison Indonesia yang juga memegang 33 persen saham ISAT.


“Mengingat Ooredoo akan mendekonsolidasi ISAT, maka ISAT tidak lagi diklasifikasikan sebagai entitas anak material dari Ooredoo. Dan berdasarkan hal tersebut, klausul  cross default  di dalam perjanjian pinjaman Ooredoo menjadi tidak berlaku,” ujar Martin.


Maka, tambah Martin, hal tersebut bisa menurunkan tingkat dukungan luar biasa dari pemegang saham, akhirnya dapat mempengaruhi profil kredit ISAT secara keseluruhan. “Kami berpandangan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (IOH) yang merupakan perusahaan penerima penggabungan usaha akan menerima keuntungan dari risiko reputasi berbagi nama merek yang dilakukan oleh Ooredoo dan Hutchison,” tuturnya.


Martin menambahkan, Ooredoo dan Hutchison akan mempertahankan saham di IOH selama Lock-Up Period yang tercantum dalam usulan penggabungan usaha. “Pefindo memandang bahwa penggabungan usaha akan berdampak pada penguatan posisi IOH dan menempatkannya sebagai peringkat kedua pelaku terbesar di industri,” ucap Martin.


Dari sisi keuangan, ujar Martin, terjadi perbaikan  leverage  di IOH, dengan proyeksi rasio utang terhadap EBITDA di bawah 3x dalam jangka pendek menjadi menengah. Hal ini mencakup penyelesaian utang di neraca PT Hutchison 3 Indonesia.


“Walaupun secara profil kredit  standalone  terdapat penguatan, kami mengantisipasi profil kredit secara keseluruhan akan lebih rendah pasca penggabungan usaha, mengingat ISAT tidak lagi memperoleh keuntungan dukungan secara langsung dari pemegang saham,” tegas Martin.


Perlu diketahui, sejauh ini Pefindo mempertahankan peringkat ISAT sebagai perusahaan maupun seluruh surat utang yang diterbitkannya di level idAAA (Triple A). Peringkat ini berlaku selama kurun 28 September-1 Desember 2021.


Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari pemegang saham utama (Ooredoo Asia Pte Ltd), posisi pasar ISAT yang sangat kuat sebagai salah satu dari tiga operator telekomunikasi terbesar di Indonesia dan marjin profitabilitas yang kuat dalam jangka pendek hingga menengah.


“Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang moderat dan ketatnya persaingan dalam industri telekomunikasi. Peringkat akan diturunkan, jika dalam pandangan kami ada penurunan yang material atas kepemilikan dan dukungan dari induk usaha pasca penggabungan usaha,” ujar Martin.


Selain itu, lanjut dia, peringkat ISAT akan berada dalam tekanan, jika perusahaan secara agresif mendanai ekspansi bisnis dengan utang yang secara substansial lebih besar dari proyeksi tanpa diimbangi dengan perbaikan pendapatan dan marjin profitabilitas.


“Peringkat juga akan diturunkan, jika ada tuntutan hukum di masa mendatang terkait kasus IM2 yang akan mempengaruhi arus kas secara substansial melebihi denda Rp1,4 triliun dan mengganggu kegiatan operasional ISAT,” katanya.

Check Also

GOTO Masih Alami Rugi Bersih Rp5,154 Triliun Di 2024.

MarketNews.id-Goto Gojek Tokopedia (GOTO), membukukan pertumbuhan pendapatan bersih 7,4 persen secara tahunan menjadi Rp15,894 triliun …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *