Marketnews.id Kalangan analis saham sepakat dengan terbentuknya holding ultra mikro dibawah pimpinan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), saham perusahaan ini akan terus meningkat sejalan dengan pelaksanaan penawaran terbatas atau rights issue BBRI. Harga penawaran dibawah harga rata-rata saham BBRI akan memancing investor koleksi saham bank pemerintah terbesar ini.
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berpotensi kembali mencetak rekor tertinggi didorong oleh terbentuknya holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang baru dirilis Senin, 13 September 2021l alu . Bank BRI ditetapkan sebagaiinduk holding, dan PT Pegadaian (Persero) serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PMN sebagai anggota holding.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, penawaran harga saham baru BBRI Rp3.400 per lembar tergolong sangat menarik. Terlebih, harga saham BBRI saat ini tergolong stabil di kisaran Rp3.800 hingga Rp4.000 per lembarnya.
“Tentu dengan harga seperti itu (Rp3.400), seharusnya sangat menarik. Apalagi kalau dilihat posisi tertinggi BBRI yang pernah dicapai adalah Rp4.950, maka potensi gain -nya cukup tinggi untuk mencetak rekor lagi,” kata Reza dalam keterangannya, Rabu,15 September 2021.
Menurutnya, BBRI punya potensi pengembangan kinerja yang sangat besar dengan pembentukan Holding UMi tersebut. Integrasi strategis ini dapat menjadi peluang besar bagi BBRI untuk mendiversifikasi bisnisnya, sehingga penetrasi ke pasar lebih dalam. Pembenikan Holding UMi juga menciptakan ekosistem penyaluran kredit yang kuat sehingga bisa memacu pertumbuhan kinerja yang lebih baik di masa datang.
“Bagaimana pun kinerja historis dan prospeknya ini sangat besar dan lebih pasti. Holding pun akan menambah optimisme investor untuk terus mengapresiasi saham BBRI lebih lanjut. Potensi peningkatan harganya juga sangat tinggi,” kata Reza.
Optimisme terkait kinerja saham BBRI yang akan kembali mencatatkan rekor harga tertinggi,diungkapkan pula pengamat pasar modal sekaligus Founder Indonesia Superstocks Community, Edhi Pranasidhi.
Edhi Pranasidhi mencatat, ada 10 investor besar yang melakukan penjualan saham BBRI puluhan juta lot pada 2020.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menunggu momentum yang lebih baik guna menyerap kembali BBRI di masa datang.
Dia berpendapat penerbitan saham baru guna pembentukan holding adalah momentum yang sangat tepat untuk kembali berinvestasi di BBRI.
Proyeksi aksi beli dalam jumlah besar ini pun akan mendorong peningkatan harga BBRI yang cukup signifikan.
“Sepanjang 2020 ada 10 top brokerage houses melakukan aksi jual. Investor pun harus mewaspadai program buying setidaknya dari 5 investor besar tersebut baik pada sebelum maupun setelah penerbitan saham baru Bank BRI,” ungkapnya.
Edhi berpendapat, harga pelaksanaan rights issue BRI sebesar Rp3.400 per saham tergolong sangat murah. Bahkan, keuntungan dapat tetap dicetak investor hanya dengan menggunakan hak dan menjualnya pada hari pertama perdagangan setelah aksi korporasi.
“Maka dari itu, memang akan sangat untung jika menggunakan hak. Ini adalah momentum spesial. Emiten yang menerapkan harga jual di bawah harga pasar itu selalu menarik dan menguntungkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Edhi mengatakan investor pun akan mendapat untung lebih besar lagi jika berkomitmen untuk periode yang lebih panjang. “Menebus HMETD berpotensi memberikan return hingga 32 persen pada harga maksimal Rp5.025 atau 2,5 kali harga buku dalam 12 bulan investasi,” ujarnya.