Home / Otoritas / Bank Indonesia / Utang PLN Sudah Mencapai Rp649 Triliun Perlu Perhatian Khusus Agar Tidak Seperti Garuda Indonesia Tbk

Utang PLN Sudah Mencapai Rp649 Triliun Perlu Perhatian Khusus Agar Tidak Seperti Garuda Indonesia Tbk

Marketnews.id Pendemi Covid-19 telah merubah banyak kinerja usaha baik swasta maupun BUMN. Hampir semua sektor usaha terpapar akibat pendemi ini termasuk didalamnya BUMN. Belum lama ini pemerintah lewat Kementrian BUMN telah mengajukan anggaran buat Penempatan Modal Negara (PMN) untuk beberapa BUMN yang mendapat tugas khusus dari negara. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) salah satu BUMN yang mendapat PNM Pemerintah. Kinerja PLN ini mendapat perhatian khusus lantaran perusahaan ini kinerja relatif jalan ditempat meskipun mampu meraih laba sekitar Rp 5 triliun tahun 2020 lalu. Tapi, perusahaan memiliki utang yang besar dan mengkhawatirkan bernasib sama dengan saudara kandungnya PT Garuda Indonesia Tbk.

Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih serius kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Sebab saat ini beban utang mencapai Rp649 triliun (tahun 2020), sementara laba yang dibukukan hanya Rp5,99 triliun. Jika tidak ada perhatian serius nasib PLN bisa seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang terbebani oleh utang yang menggunung.


Mencermati hal itu Pengamat Energi dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menjelaskan dengan rasio utang dan laba yang diperoleh rata-rata pertahun di level Rp10 triliun, maka PLN baru bisa melunasi utangnya sekitar 64 tahun. Itupun dengan catatan seluruh laba yang diperoleh setiap tahun murni digunakan untuk membayar utang. Untuk itu dia berharap pemerintah memperlakukan BUMN ini secara proporsional dan lebih profesional.


“Jika tidak terdapat perubahan kebijakan, maka kekhawatiran Menteri BUMN bahwa nasib keuangan PLN akan menyerupai keuangan Garuda Indonesia,” kata Komaidi dalam keterangannya, Senin (12/7).


Dijelaskannya, salah satu penyebab PLN tidak mampu menghasilkan laba lebih besar setiap tahunnya karena kemampuan memaksimalkan aset relatif rendah.

Padahal jika ingin masuk dalam kategori perusahaan yang sehat, dengan aset mencapai Rp1.589 triliun maka PLN harus bisa membukukan laba minimal Rp95 triliun (per tahun). Selama periode 2010-2020 ROA PLN cenderung menurun. Selama periode tersebut, rata-rata ROA PLN sebesar 0,40 persen jauh di bawah ROA Singapore Power yang tercatat sekitar 6 persen.


“Standar industri menetapkan batasan ROA (return on total asset) yang dapat dikategorikan sehat atau baik adalah 5,98 persen. Sementara berdasarkan data yang ada, ROA PLN selama periode 2010-2020 berada jauh di bawah batasan tersebut,” ucapnya.

Check Also

Presiden Prabowo Resmikan PLTGU Terintegrasi Milik Pertamina & Mitra Strategis

MarketNews.id- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap atau PLTGU Jawa-1 …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *