Marketnews.id Buat perusahaan publik, laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik merupakan laporan yang dapat dijadikan referensi untuk menilai apakah perusahaan telah dikelola dengan benar dan profesional. Laporan akuntan publik atas kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan persyaratan utama untuk mengukur kinerja suatu usaha. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) baru saja mendapat penilaian dari kantor akuntan dengan pendapat disclaimer atau tidak memberikan pernyataan pendapat.
Laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tahun buku 2020 mendapat opini disclaimer (auditor tidak memberikan pendapat). Manajemen GIAA menyatakan menghargai independesi auditor.
Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor ditengah upaya restrukturisasi yang dijalankan perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja.
Di tahun buku 2020, GIAA mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD1,4 miliar. Pendapatan usaha tersebut ditopang pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD1,2 miliar dan tidak berjadwal USD77 juta serta pendapatan lainnya sebesar USD214 juta. Selain itu GIAA mengalami penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13% menjadi USD1,6 miliar dibanding tahun 2019 sebesar USD2,5 miliar.
Menurut Dirut GIAA Irfan Setiaputra, pihaknya terus mengoptimalkan langkah percepatan pemulihan kinerja di tengah kondisi pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menselaraskan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional melalui langkah maksimalisasi pangsa pasar angkutan logistik.
Terkait disclaimer, Irfan menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha, imbas kondisi pandemi yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, dimana lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen selama tahun 2020.
Hal tersebut membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003. Sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.
Kondisi itu, tambahnya turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha. Hal tersebut juga merupakan situasi yang tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya.
“Berbagai langkah strategis pemulihan kinerja terus kami jalankan hingga kini, antara lain melalui konsolidasi operasi guna mendorong efisiensi serta menunjang business continuity Perusahaan di tengah kondisi makro yang penuh tantangan dan pasar yang semakin kompetitif.
Di samping itu Perusahaan juga tengah merampungkan program restrukturisasi secara menyeluruh terhadap kinerja usaha, yang akan dilakukan secara bertahap dan terukur dengan mengedepankan komitmen keberlangsungan usaha. Untuk itu, Garuda Indonesia optimistis dapat semakin agile dan adaptif dalam menjawab tantangan industri penerbangan ke depannya,” pungkas Irfan.