Marketnews.id Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten sepanjang semester pertama tahun ini mampu menoreh laba bersih signifikan sebesar Rp 921,84 Miliar. Sebagian besar laba diperoleh dari peningkatan pendapatan bunga dan dari sektor syariah.
Sepanjang semester I-2021, PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) membukukan laba bersih Rp921,84 miliar atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp807,48 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, Selasa (27/7), kenaikan laba bersih BJBR tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga dan syariah (neto) di Semester I-2021 menjadi Rp3,69 triliun dari Rp3,08 triliun.
Sementara itu, pendapatan operasional lainnya di Semester I-2021 tercatat Rp704,47 miliar atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp573,83 miliar. Sedangkan, beban operasional lainnya di paruh pertama 2021 sebesar Rp3,23 miliar atau mengalami peningkatan dibanding paruh pertama tahun lalu yang senilai Rp2,65 triliun.
Dengan demikian, laba operasional BJBR selama semester pertama tahun ini menjadi Rp1,17 triliun atau mengalami peningkatan dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp1 triliun.
Akibat adanya beban non-operasional (neto) di sepanjang Semester I-2021 yang senilai Rp6,88 miliar, maka laba sebelum pajak yang dicatatkan BJBR untuk periode yang berakhir 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp1,16 triliun atau masih lebih besar dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp997,77 miliar.
Dengan jumlah beban pajak (neto) di Semester I-2021 yang sebesar 27,19 miliar, sehingga laba tahun berjalan yang dicatatkan BJBR selama enam bulan pertama tahun ini menjadi sebesar Rp924,42 miliar. Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Semester I-2021 adalah sebesar Rp921,84 miliar.
Per 30 Juni 2021, total liabilitas BJBR melonjak menjadi Rp132,52 triliun dari posisi per 31 Desember 2020 yang senilai Rp122,65 triliun. Sedangkan, besaran dana syirkah temporer per akhir Juni 2021 tercatat Rp6,07 triliun atau menurun dibanding per akhir Desember 2020 yang sebesar Rp6,25 triliun.
Sementara itu, total ekuitas BJBR hingga akhir Semester I-2021 mengalami penurunan menjadi Rp11,85 triliun dari Rp12,01 triliun per 31 Desember 2021. Sehingga, total aset perseroan per 30 Juni 2021 menjadi Rp150,44 triliun atau lebih tinggi dibanding posisi per 31 Desember 2020 yang sebesar Rp140,93 triliun.