Marketnews.id Optimisme Pemerintah akan tumbuhnya ekonomi semakin kuat, setelah melihat pergerakan angka pertumbuhan yang semakin positif dalam setiap kuartalnya. Bahkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yakin pertumbuhan negatif pada kuartal pertama tahun ini disektor non migas bakal yang terakhir dalam tahun ini.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini pertumbuhan industri pengolahan non migas yang negatif pada kuartal I 2021 bakal menjadi yang terakhir kalinya. Pasalnya tanda-tanda recovery dan pemulihan sektor ini semakin terlihat jelas dengan meningkatnya utilitas sektor industri.
Seperti diketahui, industri pengolahan non migas pada triwulan I 2021 tumbuh -0,71 persen yoy. Sementara pertumbuhan ekonomi secara total di level -0,74 persen year on year (yoy). Adapun utilitas sektor industri pengolahan non migas pada Maret 2021 rata-rata 61,30 persen atau cenderung meningkat sejak Desember 2020.
“Kami sangat optimis pada kuartal I 2021 merupakan kuartal terakhir bagi industi pengolahan (non migas) yang akan tumbuh negatif, kedepan kita akan sangat optimis akan berada di teritori positif seiring meningkatnya aktifitas ekonomi,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5).
Dikatakan AGK bahwa terdapat lima sektor industri pengolahan non migas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB nasional pada triwulan I 2021. Industri makanan dan minuman (mamin) memberikan kontribusi 6,80 persen. Kemudian industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 2,01 persen.
Selanjutnya sektor industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik sebesar 1,58 persen. Lalu industri alat angkut sebesar 1,49 persen serta industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 1,09 persen.
“Memang saat ini industri makanan dan minuman pertumbuhannya baru 2,45 persen, padahal kontribusi bagi PDB industri manufaktur sebesar 30-40 persen. Kenapa masih rendah, karena memang daya beli masyarakat masih rendah daya belinya sehingga mempengaruhi kebutuhan belanja,” sambungnya.
Kemudian dari sisi realisasi investasi, lanjut AGK, terdapat lima sektor industri yang menyerap investasi terbesar di kuartal I 2021. Sektor logam, mesin, elektronik dan industri instrumen kedokteran mampu menyerap investasi hingga Rp31,2 triliun. Kemudian industri makanan Rp21,8 triliun, industri kimia dan farmasi Rp9,4 triliun.
Berikutnya adalah sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lainnya sebesar Rp9,2 triliun. Lalu industri mineral non logam menyerap investasi Rp5,5 triliun.
“Realisasi investasi di sektor industri pada triwulan I 2021 mencapai Rp88,3 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp64 triliun,” pungkas AGK.