Marketnews.id PT PP Presisi Tbk, mulai mencatatkan prestasi di kuartal pertama tahun ini. Nilai kontrak baru sudah masuk sebesar Rp 813 miliar atau setara dengan 23 persen dari total target kontrak perseroan sebesar Rp 3,7 triliun tahun ini. Capaian ini merupakan prestasi tersendiri buat perseroan di saat pendemi Covid-19. Sektor manakah pendapatan yang terbesar diperoleh perseroan.
Pada kuartal kinerja I-2021 PT PP Presisi Tbk (PPRE) termasuk cemerlang lantaran mampu mencatatkan nilai kontrak baru diluar ekspetasi. Adapun, PPRE berhasil mencatat perolehan kontrak baru Rp 813 miliar atau setara 23% dari total target kontrak baru sebesar Rp 3,7 triliun tahun ini.
Menurut Rully Noviandar, Direktur Utama PPRE pencapaian tersebut merupakan capaian luar biasa di tengah adanya pandemi Covid-19. “Sektor jasa pertambangan nikel menyumbang 55%, disusul oleh civil work terkait pembangunan infrastruktur pertambangan, berupa proyek peningkatan jalan hauling tambang nikel sebesar 15%,” kata Rully dalam siaran pers , Senin (5/3).
Dia menambahkan, selain perolehan kontrak baru dari sektor jasa pertambangan nikel serta civil work terkait, PPRE juga memperoleh kontrak baru dari proyek strategis nasional antara lain proyek rekonstruksi paved shoulder taxiway – Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Proyek tersebut diproyeksikan akan menjadi gerbang utama menuju ibu kota negara yang baru.
Selain itu ada juga proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatra Ruas Pekanbaru – Padang Seksi Padang Lubuk Alung – Sicincin zona 1 dan 2 serta pembangunan infrastruktur jalan kereta api Makassar – Pare Pare, Sulawesi Selatan.
Menurut Rully, dari sisi pemberi kontrak juga menunjukkan peningkatan kepercayaan dari sektor swasta terhadap kapasitas dan kapabilitas PP Presisi. Hal ini terlihat dari 70% total perolehan kontrak baru tersebut berasal dari pihak swasta.
Untuk kuartal kedua tahun ini, PPRE juga akan mengincar tambahan kontrak baru dari jasa pertambangan nikel di Sulawesi dan Maluku, jasa pertambangan batubara di Kalimantan Selatan, pembangunan jalan tambang batu bara di Sumatra Selatan, pembangunan jalan tol di Jawa Barat dan beberapa tender Proyek APBN . “Total kontrak yang kami bidik di kuartal kedua tahun ini lebih dari Rp 1,5 triliun,” papar Rully.