Marketnews.id Gaya hidup baru setelah pendemi Covid-19 melanda negeri ini, setidaknya membawa keberkahan buat PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) produsen sarung tangan berbahan baku keramik. Betapa tidak, sepanjang tahun lalu perseroan berhasil meraih penjualan sebesar Rp 565,44 miliar dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 361,54 miliar. Bagaimanakah rencana perseroan ke depan, khususnya buat pasar ekspor.
Sepanjang tahun lalu, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) berhasil mencatatkan kinerja cemerlang baik dari sisi penjualan maupun laba bersih.
Adapun MARK memperoleh laba bersih sebesar Rp 144,19 miliar atau meningkat sebesar 63,85% (yoy) jika dibandingkan dengan capaian di tahun 2019 sebesar Rp 88,00 miliar.
Peningkatan laba bersih ini dicapai karena keberhasilan MARK dalam penetrasi pasar baru dan strategi produksi untuk mencapai efisiensi dan peningkatan kualitas produk. Pada tahun 2020, MARK bahkan mencetak penjualan tertinggi sepanjang masa dengan membukukan Rp 565.44 miliar, naik 56,39% (yoy) dari tahun 2019 sebesar Rp 361,54 miliar. Hal ini terlihat dari keberhasilan perusahaan menjaga margin laba kotor sebesar 42% dengan nilai sebesar Rp 236.79 miliar.
Volume produksi MARK meningkat sebesar 22% (yoy) menjadi 8,8 juta pieces di tahun 2020 dibandingkan dengan 7,2 pieces di tahun 2019. Kenaikan permintaan cetakan sarung tangan ini otomatis akan mendorong kinerja perusahaan menjadi lebih positif.
MARK sendiri adalah penguasa pasar global untuk cetakan sarung tangan. Per tahun 2020, MARK telah mencakup pangsa pasar atau market shares sebesar 35% dengan kapasitas produksi sebanyak 800.000 pieces per bulan.
Tahun lalu sebenarnya diprediksikan bahwa permintaan sarung tangan secara global sekitar 300 miliar pieces , tetapi permintaan di masa pandemi covid-19 menjadi sekitar 420 miliar pieces. Hal ini disebabkan pandemi membuat kesadaran pemakaian sarung tangan menjadi lebih tinggi seiring pula dengan diterapkannya protokol kesehatan yang lebih ketat dibandingkan masa sebelumnya.
Malaysia tetap memegang pangsa pasar global terbesar yakni di level 67%. Negara Malaysia telah menjadi tujuan ekspor terbesar bagi MARK menyusul Thailand, China, dan Vietnam. Peningkatan permintaan sarung tangan global ini akan secara langsung mendorong peluang pertumbuhan MARK di tahun- tahun berikutnya.
Selama 2020, MARK telah menjadi tujuan utama produsen sarung tangan dunia. Hal ini tentu menjadi pendorong bagi meningkatnya average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata perusahaan sekitar 15 %.
Seperti diketahui, permintaan cetakan sarung tangan global di tahun ini melonjak lebih dari 100% di mana pasokan ( supply ) seluruh dunia hanya naik lebih kurang 30% sedangkan MARK terus berusaha memenuhi pasokan tersebut.
MARK bahkan telah mengantongi kontrak penjualan sekitar US$ 70 juta untuk pengapalan tahun 2021. Produk MARK laku keras seiring dengan permintaan sarung tangan secara global. “Pada kontrak mendatang, selain Malaysia, produsen sarung tangan juga berasal dari beberapa negara seperti China, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat,” jelas Presiden Direktur MARK Ridwan Goh dalam siaran persnya.