Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Puradelta Lestari Tbk Raih Laba Bersih Rp 1,35 Triliun Di 2020

PT Puradelta Lestari Tbk Raih Laba Bersih Rp 1,35 Triliun Di 2020

Marketnews.id Sektor properti sepanjang tahun lalu termasuk sektor usaha yang paling terpapar dengan adanya pendemi Covid-19. Tapi nyatanya, PT Puradelta Lestari Tbk justru mampu meningkatkan kinerja usaha di sepanjang tahun lalu dengan meraih peningkatan laba bersih yang signifikan. Apa kiat perusahaan properti ini hingga mampu tumbuh disaat pendemi Covid-19 melanda negeri ini.

Meski di tengah pandemi Covid-19 dan diwarnai oleh lesunya pasar property, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) justru mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 1,35 triliun sepanjang 2020.


Realisasi itu meningkat sebanyak 1% dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar Rp 1,33 triliun. Margin laba bersih juga meningkat dari 50,4% di tahun 2019 menjadi 51,3% di tahun 2020.


Namun begitu, DMAS mengalami penurunan pendapatan usaha. Adapun, DMAS memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp 2,63 triliun di tahun 2020. Nilai tersebut turun tipis 0,75% dibandingkan dengan pendapatan usaha di tahun 2019 sebesar Rp 2,65 triliun.


Menurut Direktur DMAS, Tondy Suwanto, perseroan berhasil memanfaatkan peluang-peluang permintaan lahan industri yang ada sepanjang tahun 2020. “Kami meraih pendapatan usaha dan laba bersih yang mantap untuk tahun 2020, dimana 94,1% porsi pendapatan usaha tersebut dikontribusi oleh penjualan lahan industri,” jelasnya dalam siaran pers, Rabu (31/3).


Di tahun 2020, DMAS meraih marketing sales sebesar Rp 2,39 triliun, sekitar 19% lebih tinggi dibandingkan target yang ditetapkan sebesar Rp 2 triliun. Tondy melanjutkan sebagian dari marketing sales tersebut telah dicatatkan sebagai pendapatan usaha di tahun 2020, sebagaimana tercermin dalam laporan keuangan.


Pendapatan usaha DMAS di tahun 2020 didominasi oleh segmen industri mencapai Rp 2,48 triliun atau 94,1% dari total pendapatan. Segmen usaha lain seperti segmen komersial menyumbang 3%, hunian 2,1%, hotel 0,5%, dan sewa 0,3%.


DMAS membukukan laba kotor sebesar Rp 1,62 triliun di tahun 2020, tumbuh 8,9% dibandingkan laba kotor tahun 2019 sebesar Rp 1,48 triliun. Margin laba kotor meningkat dari 56% di tahun 2019 menjadi 61,4% di tahun 2020. Peningkatan margin laba kotor terutama disebabkan meningkatnya harga jual rata-rata lahan industri di tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.


Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 1,32 triliun, atau tumbuh 7,1% dibandingkan laba usaha di tahun sebelumnya sebesar Rp 1,23 triliun. Margin laba usaha di tahun 2020 adalah 50,3%, lebih tinggi dibandingkan marjin laba usaha di tahun 2019 sebesar 46,6%. Meningkatnya margin laba usaha seiring dengan meningkatnya margin laba kotor.


Lebih lanjut, jumlah aset DMAS per 31 Desember 2020 tercatat sebesar Rp 6,75 triliun, lebih rendah 11,4% dibandingkan dengan jumlah aset per akhir 2019 sebesar Rp 7,62 triliun. Hal ini terutama disebabkan penurunan piutang usaha sebesar Rp 1,05 triliun dan penurunan persediaan sebesar Rp 668 miliar.


Di samping itu kas dan setara kas meningkat sebesar Rp 708 miliar. Posisi kas bersih per Desember 2020 adalah sebesar Rp 1,38 triliun, meningkat sekitar 106,2% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 667 miliar. Sepanjang 2020, DMAS telah membagikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya sebesar Rp 2,22 triliun.


Lebih jauh Tondy menjelaskan, DMAS tidak memiliki utang. Dengan posisi kas yang ada, DMAS akan mendanai kegiatan operasional maupun investasinya untuk meraih pencapaian yang optimal. DMAS terus berupaya untuk melakukan pengembangan Kota Deltamas untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, hunian, dan komersial.


Sebagai informasi DMAS menargetkan pendapatan pra-penjualan atau marketing sales senilai Rp 2 triliun di tahun 2021. Perseroan mengungkapkan bahwa target marketing sales tersebut cukup realistis untuk dicapai dan akan ditopang oleh penjualan lahan industri.


“Kami melihat bahwa potensi penjualan lahan industri tetap baik di tahun 2021 seiring dengan permintaan lahan industri yang masih tinggi walaupun masa pandemi belum berakhir,” papar Tondy.

Check Also

Axiata Akan Dapat Dana USD475 Juta Dari Hasil Merger Tiga Emiten Telekomunikasi

MarketNews.id- Pemilik XL Axiata (EXCL), Smartfren Telecom (“FREN), dan Smart Telcom (“SmartTel”) sepakat untuk melakukan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *