Marketnews.id Meskipun ikut terpapar dengan pendemi Covid-19, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) masih mampu meraih laba bersih sebesar Rp 423 miliar sepanjang tahun lalu. Laba yang diraih tahun lalu tersebut, berkurang dibanding dengan laba yang diraih tahun 2019 sebesar Rp 492 miliar. Penurunan laba di atas disebabkan menurunnya pendapatan perseroan hampir 50 persen. Dari Rp6,04 triliun pada 2019 menjadi Rp3,98 triliun.
PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) melaporkan, laba bersih untuk Tahun Buku 2020 mengalami penurunan menjadi Rp423,6 miliar dari Rp492,02 miliar di 2019. Penurunan laba ini dipengaruhi oleh merosotnya jumlah pendapatan pada tahun lalu menjadi Rp3,98 triliun.
Berdasarakan laporan keuangan 2020 yang dipublikasi di Jakarta, Senin (29/3), pendapatan BUKK hanya senilai Rp3,98 triliun atau mengalami penurunan tajam dibandingkan dengan perolehan pendapatan usaha di sepanjang 2019 yang mencapai Rp6,04 triliun.
Namun demikian, sepanjang tahun lalu BUKK mampu menekan jumlah beban pokok pendapatan menjadi Rp3,25 triliun dari Rp5,23 triliun pada 2019. Sehingga, laba bruto perseroan untuk Tahun Buku 2020 tercatat senilai Rp734,12 miliar atau lebih rendah dibanding setahun sebelumnya sebesar Rp808,24 miliar.
Sementara itu, pada 2020 jumlah beban penjualan BUKK tercatat Rp8,57 miliar, beban umum dan administrasi Rp136,98 miliar, serta beban keuangan senilai Rp104,66 miliar. Adapun pada pos bagian laba perusahaan asosiasi di 2020 tercatat Rp48,3 miliar dan beban lainnya Rp1,52 miliar.
Dengan demikian, laba sebelum pajak penghasilan di 2020 yang dicatatkan BUKK sebesar Rp532,68 miliar, sedangkan beban pajak penghasilan senilai Rp108,97 miliar. Maka, laba tahun berjalan pada tahun lalu menjadi senilai Rp423,71 miliar atau lebih rendah dibanding 2019 yang sebesar Rp491,96 miliar.
Per 31 Desember 2020, total liabilitas BUKK tercatat menurun menjadi Rp2,14 triliun dari Rp2,3 triliun pada 31 Desember 2019. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir tahun lalu meningkat menjadi Rp2,84 triliun dari posisi per akhir 2019 yang sebesar Rp2,44 triliun.