Marketnews.id Sepanjang tahun 2020 ini pertumbuhan industri pengolahan non migas masih terkontraksi minus 2,22 persen. Tahun 2021 mendatang, Pemerintah diproyeksikan industri pengolahan non migas akan tumbuh positif sekitar 3,95 persen. Optimisme ini didasarkan pada beberapa industri diperkirakan akan tumbuh antara enam hingga delapan persen di 2021 mendatang.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimis, perbaikan sektor industri akan terus terjadi seiring dengan peningkatan ekspor dan purchasing manufacturing index (PMI). Diproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur khususnya non migas pada tahun 2021 akan mencapai 3,95 persen.
Perkiraan tersebut dengan asumsi bahwa pandemi Covid-19 bisa dikendalikan dan sudah ada vaksinasi sehingga aktivitas ekonomi bisa berjalan.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menerangkan, untuk tahun 2020 secara full year diperkirakan pertumbuhan industri pengolahan non migas masih akan terkontraksi yaitu sebesar -2,22 persen. Namun diyakini tahun depan akan terjadi rebound sehingga bisa kembali ke jalur positif.
“Proyeksi kami untuk tahun 2020 yang tinggal beberapa hari lagi akan terkontraksi -2,22 persen dan asumsi pada 2021 selama pandemi bisa dikendalikan kami proyeksikan industri akan tumbuh 3,95 persen,” ujar Agus Gumiwang dalam konferensi pers akhir tahun 2020, Senin (28/12).
Beberapa sektor industri yang diperkirakan akan tumbuh paling tinggi di tahun 2021 diantaranya adalah industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang diperkirakan akan tumbuh 8,20 persen.
Sektor industri barang galian bukan logam yang diproyeksikan akan tumbuh 7,36 persen, kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer sebesar 7,72 persen. Dilanjutkan sektor alat angkutan lainnya sebesar 6,62 persen.
“Untuk 2021 semua sektor subsektor industri manufaktur akan mampu tumbuh positif. Dan untuk tahun 2020 yang tumbuh positif adalah industri farmasi, produk obat kimia dan tradisional, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri logam dasar dan industri makanan,” sambungnya.
Sementara itu terkait dengan realisasi investasi pada sektor industri, Agus menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 hingga September 2020 investasi pada industri manufaktur justru naik 37,1 persen year on year . Hingga akhir tahun ini diperkirakan realisasi investasi industri pengolahan non migas mencapai Rp265,28 triliun.
“Investasi untuk tahun depan diproyeksikan akan tetap naik hingga mencapai Rp323,6 triliun. Investasi akan tetap jadi faktor penggerak tahun depan karena dibantu dengan terbitnya UU Cipta Kerja dan komitmen pemerintah untuk selesaikan aturan turunannya,” ujar Agus.