Marketnews.id Awal tahun depan, Pemerintah akan memiliki lembaga equity funding pertama yang dimilki Indonesia. Pembentukan lembaga pengelola investasi ini, diharapkan menjadi pilar ketiga sumber pendapatan pemerintah setelah BKPM dan Pasar Modal.
Pembentukan sovereign wealth fund (SWF) berbentuk Lembaga Pengelola Investasi disebut menjadi jalur ketiga yang memperkuat investasi asing di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan, SWF merupakan pendanaan ekuitas (equity funding) pertama yang dimiliki Indonesia. Dia menambahkan, selama ini investasi langsung melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan investasi tidak langsung lewat pasar modal.
“SWF ini hadir untuk kaki ketiga investasi yang sifatnya jangka panjang,” kata Airlangga dalam Seremoni Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2020, Rabu (30/12/2020).
SWF nantinya akan membantu pemerintah meraih investasi, termasuk dari luar negeri, dan menyalurkannya dengan skema alternatif melalui investasi langsung. Hal itu sekaligus bakal mendorong perbaikan iklim investasi Tanah Air.
Amerika Serikat dan Jepang merupakan investor awal yang telah memberikan komitmen untuk menyuntikkan dana ke SWF Indonesia dengan total US$6 miliar.
SWF Indonesia yang akan dinamakan Nusantara Investment Authority resmi terbentuk melalui peraturan pemerintah No. 74/2020. Lembaga kepanjangan tangan pemerintah dalam pembangunan ini ditetapkan memiliki modal US$75 triliun atau US$5 miliar. Saat pembentukan awal, negara menempatkan modal pertama sebesar Rp15 triliun atau sekitar US$1 miliar.
Adapun, SWF dapat berinvestasi pada aset-aset milik negara maupun milik perusahaan pelat merah. “Diharapkan dengan SWF ini kita dapat membuat aset-aset milik negara baik itu BUMN untuk ikut bekerja. Selama ini asetnya diam,” tutur Airlangga.
Salah satu BUMN yang memiliki aset jalan tol terbesar di Indonesia yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk. pun telah melakukan penjajakan untuk mendivestasikan ruas jalan tol miliknya ke SWF.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan pihaknya bakal melepas sebanyak 11 ruas tol dari 16 ruas tol yang dimiliki dengan target pendapatan senilai Rp31 triliun pada 2021. Perseroan pun telah melakukan penjajakan ke SWF untuk ikut dalam proses divestasi tersebut.
Ruas jalan tol yang ditawarkan itu terdiri dari 4 ruas yang sudah beroperasi penuh, 5 ruas yang beroperasi sebagian, dan 2 ruas yang masih dalam proses konstruksi.