Home / Korporasi / BUMN / Hingga September 2020, PT Garuda Indonesia Tbk Telan Kerugian Rp 15 Triliun

Hingga September 2020, PT Garuda Indonesia Tbk Telan Kerugian Rp 15 Triliun

Marketnews.id Semakin memburuknya kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk, sudah diprediksi banyak pihak. Mulai dari Investor hingga riset perusahaan perusahaan sekuritas atau perusahaan investasi. Buat perusahaan sekuritas, dengan kinerja PT Garuda Indonesia per September 2020, rekomendasinya adalah melepas saham Garuda. Tapi lain lagi rekomendasi dari ustad peytren Yusuf Masyur, yakni agar masyarakat membeli saham PT Garuda Indonesia Tbk. Siapa yang harus diikuti? Analis saham atau saran Ustad Yusuf Mansyur.

Sebagai informasi, Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020, GIAA mengalami rugi bersih sebesar US$1,07 miliar atau Rp15,32 triliun, berdasarkan kurs jisdor pada Jumat (6/11/2020) yang mana US$1 adalah Rp14.321.

Penyebab utama penurunan itu adalah anjloknya pendapatan menjadi US$917,28 juta, jauh dibawah perolehan kuartal III/2019 sebesar US$2,79 miliar.

Dari sisi kewajiban, per akhir September, emiten penerbangan pelat merah tersebut tercatat memiliki liabilitas sebesar US$10,36 miliar atau Rp148,36 triliun, melesat 177,74 persen dibandingkan catatan kuartal III/2019 sebesar US$3,73 miliar.

Di lantai bursa, saham GIAA ditutup parkir dalam posisi stagnan pada Jumat (6/11/2020), sama seperti hari perdagangan sebelumnya yakni Rp242. Lalu bagaimana pendapat manajemen Garuda atas kinerja perseroan ke depan.

Menurut Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra, tren pertumbuhan penumpang yang meningkat secara konsisten dalam periode kuartal III/2020.


“Tentunya menjadi optimisme tersendiri bagi kami dalam upaya pemulihan kinerja fundamental di masa pandemi. Konsistensi tersebut menunjukkan minat dan kepercayaan diri masyarakat untuk terbang sudah mulai pulih,” paparnya, Sabtu (7/11/2020). 

Selain mencatatkan pertumbuhan penumpang, Garuda Indonesia pada September lalu juga turut mencatatkan pertumbuhan angkutan kargo sebesar 40,11 persen dibandingkan dengan jumlah angkutan kargo pada Agustus 2020, menjadi sebesar 15.000 ton angkutan kargo.

Di tengah imbas pandemi ini, layanan kargo turut berperan penting dalam menunjang capaian kinerja emiten berkode GIAA. Pasalnya, Hal tersebut sejalan dengan pesatnya perkembangan bisnis e-commerce di masa pandemi serta upaya optimalisasi angkutan kargo untuk komoditas  ekspor unggulan nasional.  


Adapun, Garuda Indonesia berhasil membukukan pendapatan usaha hingga September 2020 sebesar US$1,13 miliar. Pendapatan tersebut dikontribusikan oleh capaian pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$917,28 juta. Sebaliknya, pendapatan dari sektor penerbangan tidak berjadwal adalah sebesar US$46,92 juta.

“Melihat capaian kinerja Perusahaan hingga saat ini, kami yakin berbagai upaya pemulihan kinerja yang dilakukan sudah on the track. Kami optimistis kinerja perusahaan pada periode 3 bulan kedepan akan semakin menunjukan pertumbuhan positif, khususnya dengan adanya periode libur panjang akhir tahun,” ujarnya.

Check Also

Pertamina Cek Ketersediaan Dan Kualitas BBM Di Ambon

MarketNews.id-Jelang puncak arus balik Lebaran 2025, Pertamina terus pastikan ketersediaan dan kualitas BBM di seluruh …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *