Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Pendapatan PT Astra Internasional Tbk Turun 26 Persen Di Kuartal III 2020

Pendapatan PT Astra Internasional Tbk Turun 26 Persen Di Kuartal III 2020

Marketnews.id Keseluruhan kinerja perusahaan di bawah grup Astra Internasional, mengalami penurunan dalam sembilan bulan terakhir ini. Penyebabnya sudah dapat diduga. Pendemi Covid-19 yang sudah memapar hampir seluruh sektor industri. Bagaimana nasib tiga bulan ke depan bisnis grup Astra ini.

Pada Kuartal III-2020, PT Astra International Tbk (ASII) mengalami penurunan pendapatan (konsolidasi) sebesar 26 persen (year-on-year) menjadi Rp130,3 triliun, sehingga laba bersih tetap tercatat menurun 12 persen meski sudah memasukkan keuntungan dari penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp14 triliun.


“Keseluruhan kinerja Grup Astra selama sembilan bulan pertama 2020 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama akibat dari pandemi Covid-19,” kata Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro dalam siaran pers yang dikirim melalui surat elektronik, Jakarta, Selasa (27/10).


Namun, menurut Djony, kinerja Grup Astra di Kuartal III-2020 menunjukkan beberapa perbaikan dibandingkan dengan kinerja pada Kuartal II-2020, karena sebagian pembatasan terkait pandemi mulai dilonggarkan. “Neraca keuangan Grup tetap kuat,” tegasnya.


Dia mengungkapkan, laba bersih ASII hingga Kuartal III-2020 mencatatkan penurunan sebesar 12 persen, meski sudah memasukkan perhitungan penjualan saham BNLI. Tetapi, jelas dia, jika tidak memasukkan perhitungan penjualan saham PermataBank, maka penurunan laba bersih ASII sebesar 49 persen (y-o-y) menjadi Rp8,2 triliun.


Djony mengatakan, penurunan laba bersih itu terutama dipengaruhi oleh penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 dan penerapan langkah-langkah penanggulangan, serta penurunan harga batu bara.


Sementara itu, kata Djony, nilai aset bersih per saham pada 30 September 2020 sebesar Rp3.822 atau meningkat 5 persen dari nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2019. Kas bersih yang tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan mencapai Rp4,4 triliun pada 30 September 2020, dibandingkan utang bersih Rp22,2 triliun pada akhir 2019 (Setelah diterimanya hasil penjualan saham BNLI pada Mei 2020).


Dia melanjutkan, utang bersih anak perusahaan jasa keuangan menurun dari Rp45,8 triliun pada akhir 2019 menjadi Rp43 triliun pada 30 September 2020.

Check Also

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terus Perkuat Chandra Daya Investasi (CDI) Jelang IPO

MarketNews.id- Chandra Asri Pacific (TPIA), milik Prajogo Pangestu terpantau kian getol meningkatkan aset Chandra  Daya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *