Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Pendapatan PT Astra Int Tbk Turun 23 Persen Di Semester I 2020

Pendapatan PT Astra Int Tbk Turun 23 Persen Di Semester I 2020

Marketnews.id Pendemi Covid-19 memang tidak pilih kasih. Hampir semua sektor usaha terpapar akibat pendemi ini, termasuk PT Astra Internasional Tbk di saat bersamaan melepas kepemilikan sahamnya di Bank Permata. PT Astra Internasional Tbk masih sempat tertolong kinerja keuangannya dengan penjualan Bank Permata senilai Rp 16 triliun.

PT Astra Internasional Tbk (ASII), mengaku terpukul oleh pandemi covid-19. Sejumlah kegiatan bisnis di dalam Astra Grup terkena imbasnya. Akibatnya kinerja keuangan khususnya pada kuartal II 2020 menjadi turun.


Secara kumulatif, pada semester I 2020 kemarin pendapatan bersih Grup Astra Rp89,8 triliun. Capaian ini menurun 23 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup juga menurun 25 persen menjadi Rp2,1 triliun selama semester pertama 2020.

Hal ini terjadi disebabkan oleh peningkatan provisi untuk menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.


“Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi juga turun sebesar 29 persen menjadi Rp2,4 triliun, terutama disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah, akibat melemahnya harga batubara,” tutur Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur ASII dalam siaran persnya, Senin (24/8).


Sementara itu, dari sisi nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2020 sebesar Rp3.773 atau meningkat 3 persen dari nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2019. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp1,4 triliun pada 30 Juni 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp22,2 triliun pada akhir tahun 2019, setelah diterimanya hasil dari penjualan saham di Bank Permata (BNLI) pada bulan Mei.


“Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp46,4 triliun pada 30 Juni 2020,” sambungnya.


Di sisi lain Laba bersih dari divisi Agribisnis Grup mencapai Rp312 miliar atau meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih pada semester pertama tahun 2019, karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi. Untuk Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat rugi bersih Rp88 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp83 miliar pada semester pertama tahun 2019, terutama disebabkan penurunan pendapatan jalan tol.


“Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup menurun 64 persen menjadi Rp16 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan,” pungkasnya. Lalu, langkah apakah yang akan dilakukan perseroan di semester kedua tahun ini.

Menurut Djony Bunarto Dirut PT Astra International Tbk (ASII) menegaskan, perolehan dana dari penjualan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp16,83 triliun akan dimanfaatkan untuk memperkuat neraca keuangan perseroan. Hal ini sekaligus menampik kabar terkait rencana ASII yang dalam jangka pendek akan mengakuisisi bank.
Penegasan tersebut seperti disampaikan Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro saat perseroan melaksanakan Public Expose Live 2020 yang difasilitasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/8).

“Proceed dari PermataBank diprioritaskan untuk memperkuat neraca keuangan,” ujar Djony.

Terkait dengan strategi perseroan di tengah kondisi pandemi Covid-19, menurut Djony, ASII akan menerapkan strategi jangka pendek dengan mengkaji besaran jumlah belanja modal (capex) yang disesuaikan dengan kebutuhan prioritas. “Kami juga akan melihat biaya-biaya operasional dan mengamankan sisi cash perseroan,” ucapnya.


Pada kesempatan yang sama, Direktur ASII, Suparno Djasmin menyampaikan, Astra International sudah melakukan restrukturisasi, khususnya dilakukan oleh perusahaan yang membiayai pembelian mobil dan sepeda motor. “Hingga Juli 2020, restrukturisasi sudah satu juta account senilai Rp30 triliun,” ujar Suparno.


Check Also

Beroperasinya Batubara Metalurgi Dan Raihan Pendanaan Dari BNI Buat CUAN Diburu

MarketNews.id- Manajemen Petrindo Jaya Kreasi,  emiten perusahaan tambang baru bara milik Prajogo Pangestu menduga kabar …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *