Home / Corporate Action / Sri Mulyani : Semester I 2020 Defisit APBN Rp257,8 Triliun

Sri Mulyani : Semester I 2020 Defisit APBN Rp257,8 Triliun

Marketnews.id Sudah diprediksi sebelumnya, defisit anggaran pada semester pertama tahun ini akan lebih besar dibanding tahun lalu. Jumlah pastinya mencapai Rp 257,8 triliun atau setara dengan 1,57 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, sepanjang semester I 2020 defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai minus Rp 257,8 triliun.  Jumlah ini setara dengan 1,57% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit ini terkontraksi lebih dalam apabila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang minus Rp 135,1 triliun, atau setara dengan 0,85% dari PDB.

“Sampai dengan semester I, defisit anggaran kita telah terealisasi Rp 257,8 triliun atau negatif. Ini lebih dalam dibandingkan tahun lalu yang sebesar 0,85% dari PDB,” ujar Sri Mulyani di dalam agenda rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis (9/7).

Dari sisi pendapatan negara, realisasi sampai dengan semester I adalah sebesar Rp 811,2 triliun atau setara dengan 47,7% dari target APBN-Perpres 72/2020 senilai Rp 1.699,9 triliun. Realisasi ini mencatatkan pertumbuhan negatif 9,8% apabila dibandingkan dengan realisasi di tahun lalu yang sebesar Rp 899,6 triliun.

Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan realisasi ini masih sesuai dengan estimasi yang dibuat oleh Kemenkeu, yang mana memproyeksikan pendapatan negara akan mencatatkan pertumbuhan negatif sekitar 10%.

Kemudian, dari sisi penerimaan perpajakan sepanjang semester I, realisasinya mencapai Rp 624,9 triliun, atau setara dengan 44,5% dari target APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp 1.404,5 triliun.

Untuk belanja negara, Kemenkeu mencatat realisasinya mencapai Rp 1.068,9 triliun, atau setara dengan 39% dari target APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp 2.739,2 triliun. Belanja negara mencatatkan pertumbuhan 3,3% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 1.034,7 triliun.

Adapun dari sisi pembiayaan, sampai dengan semester I pemerintah telah merealisasi pembiayaan sebesar Rp 416,2 triliun atau 40% dari APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp 1.039,2 triliun.

“Ini mengakibatkan adanya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp 158,4 triliun dan masih masuk di dalam kas yang ada di dalam Bank Indonesia (BI),” ujar Sri Mulyani.

Check Also

Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih Sertifikasi Internasional

MarketNews.id-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *