Marketnews.id Dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, penawaran lelang Surat Utang Negar (SUN) semester pertama tahun ini jumlahnya meningkat 57,66 persen. Peningkatan jumlah ini tentunya membuat pemerintah semakin optimis bahwa SUN masih menarik dimata Investor.
Instrumen surat utang negara (SUN), ternyata masih memikat bagi para investor di tengah penyebaran virus corona (Covid-19) sepanjang semester I/2020. Penawaran yang masuk dalam lelang naik signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, angka penawaran dalam lelang SUN selama semester pertama menembus Rp985,7 triliun. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan jumlah tersebut naik signifikan 57,66 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“[Penawaran] Meningkat cukup signifikan apabila dibandingkan dengan periode 2019 yang mencapai Rp625,2 triliun,” ujarnya.
Berdasarkan catatan, penawaran yang masuk ke dalam lelang SUN sempat mencapai titik terendah sepanjang periode berjalan senilai Rp33,51 triliun pada 31 Maret 2020. Akan tetapi, permintaan berangsur membaik kuartal II/2020.
Deni mengatakan, penerbitan SUN melalui lelang mencapai Rp266,5 triliun sepanjang semester I/2020. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan Rp264,7 triliun periode yang sama tahun lalu.
Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana menilai ada beberapa faktor yang membuat penawaran masuk ke lelang SUN meningkat pada semester I/2020.
Pertama, jumlah SUN yang ditawarkan tahun ini juga meningkat.
Kedua, SUN menjadi pilihan investasi. Hal itu dipicu kondisi ekonomi, tingkat risiko, serta performa instrumen investasi lain.
Ketiga, basis investor yang lebih luas didorong diperbolehkannya Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar primer. Kebijakan itu juga mendorong nilai penawaran di pasar primer naik.
“SUN menjadi pilihan investasi yang lebih menjanjikan dan aman dibandingkan dengan yang lain saat ini,” paparnya.
Larisnya SUN yang ditawarkan oleh Pemerintah tidak lepas dari imbal hasil yang ditawarkan. Seperti diketahui daya tarik SUN masih baik di mata investor asing. Pasalnya, imbal hasil yang ditawarkan atraktif.
Apalagi kalau dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia, ditambah lagi tren suku bunga negara maju sedang turun akibat pandemi ini. Imbal hasil yang ditawarkan SUN masih sangat menarik.