Marketnews.id Banyak pihak sepakat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua tahun ini akan mengalami penurunan signifikan bahkan cenderung negatif. Solusi sederhana, memanfaatkan produk lokal dan menciptakan demand agar dunia usaha ikut bangkit.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan, kesulitan ekonomi nasional yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 bisa secara perlahan diatasi apabila pemerintah mampu menciptakan demand dalam negeri secara masif. Meskipun saat ini pemerintah sudah menggelontorkan triliunan rupiah untuk mendorong konsumsi domestik melalui program bantuan sosial (bansos), program keluarga harapan (PKH) namun dampaknya belum begitu terlihat bagi perbaikan ekonomi.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, perlu upaya yang serius dan bersama-sama lintas sektoral untuk mendorong konsumsi domestik.
Menurutnya, konsumsi domestik menjadi salah satu jurus paling jitu untuk menghadapi tekanan ekonomi. Pasalnya rasio konsumsi domestik terhadap PDB nasional saat ini mencapai 54,9 persen.
Dikatakan Wimboh, dengan porsi konsumsi domestik yang cukup besar tersebut, Indonesia relatif kurang terpengaruh oleh gejolak ekonomi global jika dibandingkan dengan Singapura yang saat ini mengalami resesi akibat struktur ekonominya lebih banyak ditopang oleh perdagangan.
“Pertumbuhan ekonomi dalam negeri kita dorong domestik demand, jadi tidak heran jika berbagai negara yang tergabung dalam sektor jasa internasional dan perdagangan internasional lebih banyak terpengaruh dalam seperti Singapura,” ujar Wimboh dalam diskusi virtual, Kamis (23/7).
Berdasarkan pengeluaran, komposisi PDB nasional terbesar adalah pengeluaran konsumsi sebesar 32 persen. Kemudian ekspor-impor 20 persen, investasi 17 persen, konsumsi pemerintah 7 persen dan konsumsi rumah tangga 28 persen.
Untuk menciptakan demand dalam negeri, pemerintah sudah bertekad untuk lebih mementingkan produk lokal dalam pengadaan barang dan jasanya. Diharapkan dengan cara tersebut serta digabung dengan kebijakan bantuan langsung dari pemerintah, pertumbuhan PDB atau ekonomi nasional bisa dioptimalkan.
“Pemerintah akan terus percepat agar ekonomi bisa kembali bergulir di antaranya mempercepat askes masyarakat dalam mendapatkan modal kerja dan akses subsidi bunga dan percepat atasi permasalahan yang lebih cepat berkaitan sektor riil agar semua bisa kembali normal,” pungkasnya.