Marketnews.id Sebagai bank yang berbasis masyarakat luas dan tersebar hingga pelosok negeri, penempatan dana pemerintah dalam rangka program percepatan pemulihan ekonomi nasional akan dimanfaatkan oleh Bank Rakyat Indonesia seoptimal mungkin.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), telah mendapatkan alokasi dana dari pemerintah sebesar Rp10 triliun. Dana yang ditempatkan oleh pemerintah ke empat bank BUMN yaitu BBRI, BBNI, BBTN dan BMRI ini dalam rangka program percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Direktur Bisnis Mikro BBRI Supari mengatakan, pihaknya siap mengelola dana pemerintah tersebut sehingga bisa memberikan benefit bagi pemerintah. Diharapkan BBRI bisa meningkatkan nilai manfaatnya (leverage) hingga tiga kali lipat. Artinya BBRI bisa memutar dana tersebut hingga senilai Rp30 triliun.
Tentunya dana tersebut akan dialokasikan untuk membantu pelaku usaha mikro kecil menengah ( UMKM ) meningkatkan usahanya di tengah pandemi covid-19.
“Kita akan leverage hingga tiga kali lipat. Yang subsidi bunga untuk perpanjang ketangguhan pelaku UMKM agar ada tambahan napas. Kedua untuk akselerasi recovery, karena banyak nasabah UMKM yang sudah mulai makan dengan modal kerjanya,” ujar Supari di Jakarta, Selasa (7/7).
Dengan sumber daya yang dimiliki BBRI saat ini, Supari tetap optimis bisa mendorong kebangkitan usaha dari UMKM khususnya sektor mikro. Pihaknya menargetkan ada pertumbuhan dari sektor usaha mikro yang dibantunya sekitar 8-10 persen tahun ini. Meskipun diakui untuk mencapai target tersebut tidak mudah lantaran adanya wabah covid-19.
Supari menambahkan, hingga saat ini pihaknya tetap menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Hingga Juni 2020, BBRI telah menyalurkan KUR hingga mencapai Rp56 triliun dari total target Rp120 triliun tahun ini. KUR tersebut disalurkan kepada lebih dari dua juta nasabah sektor UMKM .
Selain akan mempertajam pembiayaan dengan menggunakan penempatan dana pemerintah dan pagu KUR ke sektor UMKM , BBRI saat ini juga masih terus melakukan asessement untuk pemberian relaksasi kepada nasabahnya yang terdampak melalui program restrukturisasi. Setidaknya program ini telah dinikmati oleh lebih dari 2,7 juta nasabah.
“Di BRI sejak April itu kira-kira 60-70 persen waktu kami tersita untuk selamatkan UMKM seperti melakukan restrukturisasi, kemudian di Mei aktifitas kami tidak lain kecuali selamatkan UMKM dan akhirnya pada Juni mulai landai.
Sekitar 2,7 juta pelaku UMKM telah menikmati program restrukturisasi dengan nilai outstanding loan sekitar Rp110 triliun,” pungkasnya.