Marketnews.id Selama Januari hingga Juni 2020, tingkat inflasi mencapai 1,09 persen. Laju inflasi di bulan Juni lalu sebesar 0,18 persen, masih terbilang rendah karena adanya hari raya idul Fitri. Indikasi ini menunjukkan masih lemah nya daya beli masyarakat disamping adanya kebijakan pemerintah untuk mengendalikan laju penyebaran Covid-19.
Badan Pusat Statistik (BPS), merilis angka inflasi periode Juni 2020 sebesar 0,18 persen month to month (mtom). Sedangkan inflasi secara year to date (ytd atau dari Januari – Juni 2020) sebesar 1,09 persen.
Kemudian untuk inflasi tahunan (year on year / yoy) sebesar 1,96 persen. Inflasi pada Juni 2020 ini sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, inflasi yang terjadi pada periode Juni 2020 ini tergolong masih tetap rendah jika dibandingkan tahun – tahun setelah momentum hari raya idul Fitri. Hal itu terjadi karena masih adanya serangkaian kebijakan pemerintah untuk mengendalikan laju penyebaran wabah virus corona dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) meski sudah agak dilonggarkan.
“Dibandingkan dengan inflasi bulanan sebelumnya polanya agak berbeda. Sebelumnya ramadan dan lebaran adalah puncak inflasi, tapi tahun ini tidak terjadi karena situasi covid. Inflasi tahun ini lumayan flat, sebulan sesudah lebaran meningkat sedikit,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/7).
Dikatakannya, dari 90 kota Indek Harga Komsumen (IHK) yang dipantau BPS terdapat 76 kota yang mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 1,33 persen dan terendah terjadi di Makassar sebesar 0,01 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi Ternate sebesar -0,34 persen dan deflasi terendah terjadi di Padangsidempuan sebesar -0,02 persen.
Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran, inflasi yang terjadi pada bulan Juni 2020 disebabkan oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,47 persen dengan andil terhadap inflasi bulanan sebesar 0,12 persen.
Dari kelompok pengeluaran ini yang menyumbang inflasi terbesar adalah daging ayam ras dan telor ayam ras masing-masing sebesar 0,14 persen dan 0,04 persen.
“Penyebab utama inflasi pada Juni 2020 adalah kenaikan harga daging ayam ras dan telor ayam ras. Sedangkan yang menjadi penghambat inflasi adalah turunnya harga bawang putih dan cabe merah. Andil terhadap deflasi sebesar 0,04 persen (bawang putih) dan 0,03 persen untuk cabe merah,” sambungnya.