Marketnews.id Akselerasi pemulihan ekonomi domestik diharapkan dapat membaik dengan kecepatan penyerapan stimulus fiskal, keberhasilan restrukturisasi kredit korporasi dan UMKM dan efektifitas implementasi protokol kesehatan. Bila syarat diatas dapat dipenuhi pertumbuhan ekonomi di triwulan ke tiga dan ke empat akan bangkit.
Bank Indonesia (BI) membenarkan, Indonesia bisa bernasib sama dengan Singapura yang mengalami resesi pada triwulan II tahun 2020. Pasalnya sejumlah indikator ekonomi pada triwulan II terpuruk akibat covid-19 yang mulai menyerang Indonesia pada akhir Februari 2020. Sejumlah aktifitas ekonomi terpukul sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 ini juga akan jatuh ke zona negatif.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020 diperkirakan mengalami kontraksi, dengan level terendah tercatat pada Mei 2020. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April – Mei 2020 lalu. Hal tersebut terjadi sebagai dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) sehingga mengurangi aktivitas ekonomi.
“Memang pada triwulan II 2020 puncak dari pandemi covid-19, maka April – Mei 2020 adalah bagaimana langkah kita bersama untuk mencegah wabah itu menyebar antara lain melakukan kebijakan PSBB . Pada waktu itu, beberapa aktifitas ekonomi jadi rendah, dan karena itu kami sampaikan kontraksi ekonomi akan terjadi pada triwulan II 2020,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/7).
Dikatakannya bahwa pada Juni 2020 aktifitas ekonomi sudah mulai menunjukkan perbaikan seiring relaksasi PSBB meskipun diakuinya belum kembali kepada level sebelum pandemi covid-19.
Beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan perkembangan positif ini seperti tercermin pada penjualan ritel, Purchasing Manager Index, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain, yang mulai meningkat.
Meski sudah mulai membaik, namun pihaknya meminta semua pihak tetap memenuhi protokol kesehatan agar wabah covid-19 ini bisa segera diatasi. Hal itu penting agar nantinya pertumbuhan ekonomi di triwulan III dan IV tahun 2020 bisa rebound.
Perry menegaskan, pihaknya akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi.
“Ke depan, akselerasi pemulihan ekonomi domestik diharapkan dapat membaik dengan kecepatan penyerapan stimulus fiskal, keberhasilan restrukturisasi kredit dan korporasi, pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan UMKM , serta efektivitas implementasi protokol kesehatan covid-19 di era kenormalan baru,” pungkasnya.