MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
Market news.id Maraknya perusahan unicorn yang akan mencatatkan sahamnya di bursa efek luar negeri, membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI), galau. Bahkan, manajemen BEI meminta sejumlah unicorn domestik untuk bisa mencatatkan saham di bursa ekuitas domestik, selain melantai di pasar mancanegara yang sejauh ini paling memungkinkan untuk menyerap saham perusahaan rintisan berkapitalisasi di atas USD1 miliar tersebut.
Menurut Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, rencana unicorn lokal yang akan mencatatkan saham di bursa luar negeri seharusnya bisa diikuti dengan langkah lanjutan dengan melakukan pencatatan efek di BEI.
“Jadi, (saham unicorn domestik) tidak hanya ditempatkan di luar, tetapi di sini juga. Ujar Inarno, di Gedung BEI Jakarta, Senin (14/10).
Inarno mengakui, pada dasarnya memang belum memungkinkan bagi sejumlah unicorn berkapitalisasi besar hanya mencatatkan saham di bursa domestik. “Kalau hanya (mencatatkan saham) di Indonesia, memang rasanya sophisticated investor yang untuk itu juga mungkin masih belum,” paparnya.
Sehingga, lanjut dia, keinginan sejumlah unicorn yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di bursa mancanegara bisa menjadi langkah awal sebelum memutuskan untuk melantai di BEI. “Jadi, mau tidak mau kalau memang dilakukan, bisa saja nantinya untuk dual listing ,” ujar Inarno.
Sejauh ini, BEI berharap empat startup berkategori unicorn bisa mencatatkan saham di bursa saham domestik, yakni PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dengan valuasi mencapai USD9,5 miliar, PT Tokopedia sebesar USD7 miliar, PT Trinusa Travelindo (Traveloka) senilai USD4,1 miliar dan PT Bukalapak.com senilai USD1,2 miliar.
