Marketnews.id Disaat semua pihak fokus berupaya memutus rantai penyebaran Covid-19, ada berita menghibur buat para pencari kerja. Ternyata Penanaman Modal Asing (PMA) asal Singapura telah merealisasikan investasi nya hingga kuartal pertama tahun ini sebesar USD2,7 miliar. Harapannya, investasi ini otomatis membuka peluang kerja buat masyarakat yang terkena PHK akibat terpapar pendemi Covid-19.
Realisasi investasi pada triwulan I 2020 , didominasi oleh investasi dari negara Singapura dengan total investasi sebesar US$2,7 miliar atau 40 persen dari total investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp98,0 triliun.
Angka realisasi dari Singapura ini naik signifikan yaitu 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar US$1,72 miliar.
“Bahkan, jika dibandingkan dengan triwulan IV 2019, investasi Singapura meningkat tajam 141 persen dengan nilai investasi sebelumnya hanya US$1,13 miliar,” ucap Farah Indriani, Plt. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ).
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2017 – triwulan I 2020), investasi dari Singapura selalu menjadi yang teratas. Total realisasi selama kurun waktu tersebut adalah US$26,87 miliar. Farah menjelaskan bahwa investasi asal Singapura ini tidaklah murni dari negara Singapura saja. Dalam data tersebut, banyak investasi dari negara-negara lain seperti Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, maupun Eropa yang melakukan investasinya ke Indonesia melalui Singapura.
“Jadi negara-negara tersebut membangun hub-nya di Singapura, kemudian berinvestasi di Indonesia. Dalam sistem kita, tercatat asal negara investasi dari Singapura. Maka tidak aneh jika Singapura selalu berada di peringkat teratas investasi di Indonesia. Ke depan, kita ajak negara-negara tersebut untuk langsung berinvestasi di Indonesia,” ungkap Farah.
Berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM , investasi dari Singapura pada periode triwulan I 2020 didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (US$431,9 juta atau 16 persen), Listrik, Gas, dan Air (US$373,1 juta atau 14 persen), Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan (US$338,6 juta atau 12 persen); Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (US$286,1 juta atau 11 persen) dan Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya (US$285,9 juta setara 10 persen).
“Berdasarkan lokasi, investasi Singapura mayoritas berada di Provinsi DKI Jakarta (US596,5 juta). Kemudian disusul oleh Kepulauan Riau (US$368,1 juta), Sumatera Utara (US$356,8 juta), Lampung (US$323,5 juta) dan Jawa Barat (US$266 juta),” pungkasnya.